Cerita Perjuangan Warga di Pedalaman Papua Menuju TPS Rumah Sagu dan Harapan Mereka terhadap Presiden Terpilih

Jumat, 16 Februari 2024 15:00 WIB

Suasana Tempat Pemungutan Suara atau TPS di Kampung Atti, Distrik Minyamur, Papua Selatan yang terbuat dari daun sagu. Warga sudah berkumpul sejak pukul 08.00 WIT. Terhitung ada 238 pemilih yang terdaftar di sana. Foto: Diana Cristiana Da Costa Ati Mappi.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu 2024 sudah digelar secara serentak di Indonesia. Termasuk di daerah pedalaman yang lokasinya jauh dari ibu kota, tepatnya di Kampung Atti, Distrik Minyamur, Kabupaten Mappi, Papua Selatan. Antusias warga di sana terlihat jelang waktu pencoblosan Pemilu 2024, yakni Rabu, 14 Februari 2024.

Menurut guru SDN Atti, Diana Cristiana Da Costa Ati Mappi, warga sudah berkumpul sejak pukul 08.00 WIT di tempat pemungutan suara (TPS). Lokasinya tak jauh dari pemukiman warga. “TPS ini jaraknya 700 meter dari sekolah. Kalau jarak dari gereja hanya 120 meter,” kata Diana, usai melaksanakan ibadah di Gereja pada Rabu, 14 Februari 2024 melalui sambungan video call.

Perempuan berusia 28 tahun itu berujar, warga sudah membuat bangunan khusus di antara RT 01 dan RT 02, sejak awal Februari 2024. Menurut foto yang ia kirim, terlihat sebuah bangunan yang salah satu bahannya terbuat dari pohon sagu. Bangunan itu berada di tengah-tengah tanah lapang. Di dalam ruangannya tertempel kertas bertuliskan: TPS Kampung Atti.

Menurut cerita dari kaur kemasyarakatan setempat, Maxi Amkai, warga ikut berkontribusi dalam pembangunan TPS tersebut. “Daun sagunya yang baru dipetik, langsung dianyam oleh pace, mace, anak muda, serta aparat kampung,” kata dia saat dihubungi melalui video call WhatsApp pada Rabu, 14 Februari 2024.

Laki-laki berusia 63 tahun itu menuturkan rumah dari pohon sagu sudah menjadi tradisi bagi warga setempat. Berdasarkan cerita leluhurnya, pohon sagu melekat kuat dalam segala sendi kehidupan dan budaya masyarakat Papua. Suasana Tempat Pemungutan Suara atau TPS di Kampung Atti, Distrik Minyamur, Papua Selatan yang terbuat dari daun sagu. Warga sudah berkumpul sejak pukul 08.00 WIT. Terhitung ada 238 pemilih yang terdaftar di sana. Foto: Diana Cristiana Da Costa Ati Mappi.

Advertising
Advertising

Dari segi ekonomi, masyarakat mendapatkan manfaat dari hasil penjualan sagu. Hasil itulah yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seluruh bagian pohonnya bisa dimanfaatkan. Daunnya dapat djadikan atap dan dinding, sementara batangnya bisa jadi kerangka bangunan yang kokoh. Di sanalah warga memberikan hak suara mereka.

Tercatat ada 238 suara yang menaruhkan harapannya kepada calon pemimpin bangsa Indonesia di TPS Kampung Atti. Mereka terdiri dari 117 laki-laki dan 121 perempuan. Diana berujar, warga yang terdaftar sebagai pemilih, seluruhnya memberikan hak suaranya di hari pencoblosan.

“Saya melihat, mereka ini memiliki kesadaran sendiri untuk memilih pemimpin. Tanpa diajak atau tidak, mereka sadar bahwa ini pesta demokrasi, dan harus menggunakan hak suaranya itu,” ucap Diana.

Ia bercerita, anak-anak sekolah yang usianya sudah mampu untuk memilih, rela berkorban dari kota tempat mereka sekolah, lalu datang ke kampung halamannya untuk mencoblos. Bagaimana tidak, anak-anak itu harus merogoh kocek lebih mahal untuk membayar biaya transportasi, di mana medan yang mereka lalui juga tak biasa.

Diana mengatakan, jalan di kampungnya sudah lama rusak. Maka, untuk menuju ke kampung warga harus menggunakan dua alternatif jalan. Pertama, mereka harus memutari laut dengan kapal yang risikonya lebih tinggi. Biayanya juga mahal, mengingat bahan bakar yang digunakan.

Kedua, menggunakan jalan darat yakni menggunakan perahu lebih dulu kemudian berjalan kaki. Meski begitu, jalan di sana tidak mulus seperti di kota. Kondisi tanahnya rusak, berlumpur, dan harus melewati rawa-rawa. Perjalanan juga memakan waktu yang cukup lama. “Bagi warga yang sering berjalan, waktu tempuhnya hanya satu jam. Tapi yang tidak biasa, bisa sampai dua jam tiba di lokasi,” kata Diana.

Meski begitu, Sabinus Amkai, salah satu siswa kelas 2 SMK, mengaku antusias datang ke TPS. Ia perlu meluangkan waktu seminggu, sebelum hari H pencoblosan untuk melakukan perjalanan. Semangat itu dibawanya dengan harapan, pemimpin Indonesia di 2024 nanti dapat memberikan fasilitas pendidikan yang layak, khususnya bagi warga di Kampung Atti.

Ia berharap dengan pendidikan warga di sana bisa tinggal dengan tenang dan nyaman. “Kami ingin mendapatkan pendidikan yang layak seperti saudara-saudara kami yang di kota,” ucap Sabinus.

Senada dengan Sabinus, Maxi berharap agar pemimpin yang terpilih nanti lebih memperhatikan pendidikan di daerah-daerah pedalaman. Ia juga berharap agar akses transportasi di kampungnya segera mendapat perbaikan.

Menurut pantauan Vian yang juga merupakan guru penggerak di sana, petugas TPS melakukan perhitungan suara hingga larut malam. Berbekal lampu penerangan seadanya, mereka mulai menghitung suara dari pukul 18.30 WIT hingga 01.00 WIT. Hasilnya, 233 orang memilih pasangan Ganjar-Mahfud dan 5 orang memilih pasangan Anies-Cak Imin. Sementara itu, tak ada suara yang diberikan untuk pasangan Prabowo-Gibran.

Pilihan Editor: Di TPS Pedalaman Papua, Tak Ada yang Pilih Prabowo-Gibran

Berita terkait

TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

51 menit lalu

TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

TPNPB-OPM menyatakan sudah meminta warga sipil untuk meninggalkan 8 daerah yang mereka sebut sebagai wilayah perang.

Baca Selengkapnya

TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

13 jam lalu

TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

Terbaru, TPNPB menyerang Polsek Homeyo dan pos Komando Rayon Militer 1705-05/Homeyo dan membakar sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

15 jam lalu

Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi pembakaran 2 truk dan 2 ekskavator milik PT Simon di Kepulauan Yapen Papua.

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

16 jam lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

17 jam lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya

Syarat Pemasangan Foto Presiden dan Wakil Presiden di Kantor atau Instansi, Wajibkah?

18 jam lalu

Syarat Pemasangan Foto Presiden dan Wakil Presiden di Kantor atau Instansi, Wajibkah?

PDIP memberi klarifikasi mengapa tak ada foto Jokowi di kantor DPD PDIP Sumatera Utara. Wajibkah pemasangan foto presiden dan wakil presiden?

Baca Selengkapnya

Polda Papua Minta KKB Tak Berbaur di Tengah Masyarakat, Siapkan Lapangan untuk Baku Tembak

20 jam lalu

Polda Papua Minta KKB Tak Berbaur di Tengah Masyarakat, Siapkan Lapangan untuk Baku Tembak

Polda Papua dan juga TNI selama ini kesulitan membedakan mana pasukan KKB atau TPNPB-OPM dan mana warga sipil.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

21 jam lalu

Hakim MK Soroti Potensi Masalah Sirekap di Pilkada, Ini Sederet Polekmiknya

Hakim MK Arief Hidayat mewanti-wanti KPU soal permasalahan Sirekap di pilkada 2024. Arief mencontohkan Sirekap juga sempat menjadi polemik dalam sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

22 jam lalu

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

Polri menyatakan tetap akan memakai penyebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap kelompok yang mengupayakan kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

1 hari lalu

MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg pada 21-22 Mei

MK akan memberi tahu kelengkapan tambahan yang dibutuhkan dari pemohon jika perkara mereka lanjut ke pembuktian berikutnya setelah dismissal.

Baca Selengkapnya