Sepak Terjang Robert Bonosusatya yang Terseret Kasus Korupsi PT Timah
Reporter
Andika Dwi
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 1 April 2024 13:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Robert Bonosusatya alias RBT alias RBS menjadi sorotan usai penetapan 16 tersangka dalam kasus dugaan korupsi di PT Timah Tbk periode 2015-2022. Terbaru, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim dan suami dari artis Sandra Dewi, Harvey Moeis dalam perkara korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun itu.
Robert Bonosusatya turut menjadi perbincangan karena dirinya pernah menjabat sebagai pimpinan PT Refined Bangka Tin (RBT), perusahaan yang menjadi mitra utama PT Timah Tbk. Perusahaan itu berhenti beroperasi usai digeledah penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung pada Sabtu, 23 Desember 2023.
Profil Robert Bonosusatya
Sebelum kasus korupsi di PT Timah Tbk, nama Robert mencuat pertama kali saat Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan mengikuti uji kelayakan calon Kapolri pada 14 Januari 2015. Saat itu, dokumen hasil pemeriksaan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menunjukkan transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar di rekening Budi.
Dalam beberapa berkas tertanggal Mei hingga Juni 2010 itu, Robert disebut bertindak sebagai penjamin pinjaman yang disalurkan oleh Pacific Blue International Limited untuk Muhammad Herviano Widyatama, putra Budi, pada 6 Juli 2005. Herviano menerima kucuran kredit sebesar Rp 57 miliar.
Kepada tim Bareskrim yang memeriksanya pada 26 Mei 2010, Robert mengaku sebagai teman lama Budi. Tapi, dia tak menyebutkan bagaimana mereka awal mulanya berjumpa. Saat bertemu dengan Budi dan Herviano pada tanggal yang tak disebutkan, Robert ditemani Lo Stefanus, pemilik jaringan toko berlian Frank and Co dan PT Mitra Abadi Berkatindo, perusahaan tambang timah.
Dalam pertemuan itu, Robert mengaku mendiskusikan rencana kredit untuk kepentingan bisnis pertambangan timah dan perhotelan yang dipelopori Budi, Herviano, dan Stefanus. Dalam dokumen yang sama, Herviano mengatakan bahwa dirinya memang meminta Robert membantu mencarikan pinjaman dana lantaran memiliki keterbatasan modal dalam berbisnis.
Sekian lama menghilang, nama Robert Priantono Bonosusatya kembali muncul setelah tiga tahun sebelumnya diperiksa Bareskrim. Hal itu terjadi ketika dia mengakui bahwa PT Jasuindo menang tender di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
Selanjutnya Robet Bonosusatya mengatakan PT Jasuindo menggarap proyek BPKB...
<!--more-->
Kepada Tempo, Robert menuturkan perusahaannya menggarap proyek buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan surat izin mengemudi (SIM). Namun, dia mengaku tidak ingat waktu pastinya. “Tanya ke direktur saja,” kata Robert, Kamis, 20 Juni 2013.
Bukti keterlibatan Robert dan PT Jasuindo dalam proyek Korlantas Polri dikuatkan oleh fasilitas bank penjamin seperti yang tertuang dalam laporan keuangan milik PT Jasuindo per 31 Desember 2013. Laporan keuangan itu ditandatangani langsung oleh Robert sebagai komisaris utama, sekitar April 2014. Fasilitas bank garansi itu sudah diaktakan oleh Isy Karimah Syakir, notaris di Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan akta perjanjian nomor CRO.SBY/0595/NCL/2013 akta nomor 2 tertanggal 1 Oktober 2013, fasilitas bank garansi tersebut diberikan PT Bank Mandiri kepada PT Jasuindo dengan plafon Rp 102 miliar terhitung sejak 1 Oktober 2013 hingga 31 Maret 2014.
“Tujuan penggunaan untuk jaminan uang muka, penyelenggaraan, pemeliharaan, dan jaminan lainnya untuk proyek BPKB dan STNK Korlantas Polri,” bunyi laporan keuangan itu.
Disebut Sebagai Pemilik Pesawat Jet Pribadi yang Dipakai Polisi Temui Keluarga Brigadir J
Kemudian, sosok Robert Bonosusatya kembali menjadi perhatian publik setelah Indonesia Police Watch (IPW) menyebutnya sebagai pemilik jet pribadi yang digunakan Brigadir Jenderal (Brigjen) Hendra Kurniawan menemui keluarga Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat di Jambi pada 11 Juli 2022 lalu. IPW bahkan menuding Robert sebagai seorang mafia judi online.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan, berdasarkan penelusuran IPW, Hendra menumpang jet pribadi dengan kode registrasi T7-JAB. Jet itu juga diketahui sering dipakai bos PT MMS Group Indonesia sekaligus mantan narapidana kasus korupsi, Andrew Hidayat, dan Direktur Utama (Dirut) PT Pakarti Putra Sang Fajar, Yoga Susilo dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali. Nama Yoga pun sempat disebut dalam bagan konsorsium 303 Ferdy Sambo.
“IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan Yoga Susilo dalam perkara Sambo dan Konsorsium 303. Selain RBT, nama Direktur PT Pakarti Putra Sang Fajar, Yoga Susilo muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303,” ucap Sugeng dalam keterangan tertulis, Senin, 19 September 2022.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Top 3 Hukum: Harvey Moeis dan Helena Lim Diduga Operator untuk Bos Besar, Cerita Pilu Mahasiswi Ferienjob jadi Kuli Bangunan di Jerman