Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Jumat, 26 April 2024 15:21 WIB

Nirina Zubir mendapatkan kembali sertifikat tanah milik keluarganya yang sempat dikuasai oleh mafia tanah, Selasa, 13 Februari 2024. Foto: Instagram/@nirinazubir_

TEMPO.CO, Jakarta - Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa. Nirina teguh bin kukuh merebut kembali aset keluarganya yang digarong Riri.

Nirina Roudhatul Jannah Zubir alias Nirina Zubir tampak sumringah saat bertemu Tempo di kawasan Pos Pengumben, Jakarta Barat, pada Rabu malam, 24 April 2024. Berbusana atasan merah muda dan bawahan casual, warna itu konon melambangkan kegembiraan.

Nirina tiba bersama suaminya Ernest Fardiyan Syarif yang juga gitaris grup band Cokelat itu sekitar pukul 19.00. “Mudah-mudahan kasus ini jadi pembelajaran, buat yang lain hal seperti ini bisa saja terjadi,” kata Nirina malam itu.

Perseteruan aktris Nirina Zubir dengan bekas asisten ibudanya, Riri Khasmita, serupa film yang berlumur drama dan intrik di dalamnya. Nirina dan keluarga pernah berseteru dengan Riri lantaran mengambil alih harta dan sertifikat tanah ibundanya senilai miliaran rupiah. Perempuan 44 tahun itu merasa banyak belajar selama empat tahun berperkara dengan Riri.

Dia menyebut selama ini belum cukup mengerti tentang sengketa pertanahan. Situasi yang melilitnya memaksa untuk banyak belajar dirinya belajar dari mana saja, seperti sosial media, kolega, dan penasihat hukum yang mendampinginya. “Semoga apa yang pada Na, tidak terjadi pada orang lain. Ini bukan masalah kecil, bisa terjadi pada siapa saja,” kata Nirina.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, Nirina Zubir juga selalu memberi kabar dan update atas perkaranya kepada seluruh pengikutnya sebanyak 726 ribu di sosial media Instagramnya itu. Nirina merupakan salah satu dari sekian banyak kasus sengketa pertahanan. Tim Satuan Tugas atau Satgas Anti-Mafia Tanah mendapatkan data Target Operasi Tindak Pidana Pertanahan pada 2024, yaitu sebanyak 82 kasus dengan potensial kerugian sebesar lebih dari Rp1,7 triliun. Dari jumlah ini total luasan bidang tanah kurang lebih 4.569 hektare. Jumlah ini lebih besar dari 2023 yang mencapai 60 kasus.

Mendobrak Tabu Percakapan Aset Keluarga

Awalnya, Nirina merasa tabu ketika membicarakan aset dan harta sang ibunda Cut Indria Marzuki. Dia tak ingin dan berat hati ketika ibunya merasa anaknya hanya mengincar harta dan warisan semata di usia renta. Karenanya, saat ibunya mengeluh kehilangan surat tanah, Nirina tak berani mempersoalkan dan percaya kalau masalah itu telah diurus.

Namun, fenomena mafia tanah yang berada di lingkaran keluarga Nirina Zubir mendobrak ketabuan itu. Toh, Nirina sadar bahwa orang tua tak boleh lepas dari pantauan dan rawatan anak-anaknya. Dia juga tak pernah berpikir bahwa Riri yang sangat dipercaya keluarganya justru berbuat lancung.

Mana daging, mana lengkuas, kiranya orang lain tak salah menggigit. “Riri kita terima masuk, ternyata berujung seperti ini,” kata Nirina.

Di sosial media, Nirina juga menerima ribuan pesan dari para pengikutnya. Pesan langsung itu masuk secara terus-menerus selama Nirina berperkara dengan bekas asisten ibunya, Riri Khasmita pada tentang 2020 hingga 2024.

Nirina bercerita pesan di sosial media itu mayoritas berisi dukungan terhadap dirinya yang sedang melawan mafia tanah, Nirina dan keluarga menjadi korban dari operasi mafia tanah yang menggarong harta dan surat tanah senilai Rp 12-18 miliar.

Beberapa pesan, kata Nirina, juga membuat mereka peduli dengan aset-aset orang tua yang tak pernah diurus. Nirina menyebut banyak testimoni dari percakapan itu yang membuat percakapan soal harta waris dan aset orang tua tak menjadi tabu. Nirina mengatakan perjuangannya melawan mafia tanah yang menggarong harta keluarga menjadi contoh mereka.“Mereka akhirnya ngobrol dengan orang tua bahwa ada kasus seperti ini,” kata Nirina.

Nirina menyebut mengerti persis perasaan korban mafia tanah, yaitu lelah dan menyita banyak waktu. Oleh karena itu, dia menyebut sangat antusias dengan cerita mereka yang senasib dan seperjuangan itu.

Dari ribuan pesan itu, Nirina juga menyebut ada banyak orang yang juga terinspirasi dari perjuangannya melawan mafia tanah. Mereka, kata Nirina, tak hanya bertegur sapa di sosial media, tapi saat di jalan dan perjumpaan tak terduga juga mengucapkan apresiasi dan rasa terima kasih.

Dari perkara yang pernah melilitnya itu, Nirina juga tak jarang selalu mengingatkan mereka agar berhati-hati dan mewaspadai setiap gelagat yang tak semestinya dari orang paling paling dekat. Oleh karena itu, Nirina mengatakan agar para anak-anak di luar sana untuk mengawasi orang yang tak lagi aktif beraktivitas. Dia curiga, sindikat mafia tanah akan terus beroperasi sekaligus menarget orang tua yang di luar pengawasan anak. “Tolong jaga ibunya, bapaknya. Dalam pengawasan terus, ya,” kata dia.

Riri Khasmita menjadi ART Cut Indria Marzuki sejak 2009. Cut Indria yang juga ibunda Nirina mengangkat Riri sebagai asisten karena dia merupakan anak dari koleganya yang telah meninggal. Riri ditugaskan untuk menjaga indekos dan membantu Cut Indria di rumah. Lokasi indekos dan rumah itu juga berhadap-hadapan.

Pada awalnya, Nirina tak mempersoalkan ibundanya mengangkat Riri sebagai asisten. Perempuan yang lahir pada 12 Maret 1980 itu sadar ibunya yang berusia lanjut memang butuh sosok yang setiap saat bisa membantu urusan rumah dan keperluan sehari-hari. Namun, awalnya Nirina sempat merasa aneh karena ada orang di luar lingkaran keluarga inti yang begitu dipercaya oleh ibunya.

Berjalan bertahun-tahun menjadi asisten, ternyata Riri cukup membantu keperluan ibunya. Dalam aktivitas sehari-hari juga tak ditemukan kecurigaan atau udang di balik batu. Merasa tak ada yang ganjil dan anomali, Nirina pun percaya jika Riri bisa membantu ibunya.

Namun, di tahun ke-10 Riri menjadi asisten ibundanya, kepercayaan Nirina terhadap perempuan itu pudar. Kebaikan ibundanya tampak perlahan dimanfaatkan Riri, serupa pepatah menggunting dalam lipatan. “Kunci masuknya mulut manis,” kata Nirina.

Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Mei 2022, Riri dan suaminya Endrianto, terbukti bersalah. Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan vonis 13 tahun penjara kepada Riri dan Endriarto dan denda masing-masing Rp 1 miliar. Selain sejoli ini, majelis hakim juga menjatuhkan vonis dua tahun hingga 8 bulan penjara terhadap tiga notaris yang berkomplot dalam perkara ini.

Pada Selasa, 13 Februari 2024, Nirina akhirnya menerima empat sertifikat tanah itu kembali. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atau BPN DKI Jakarta menyerahkan warkat itu secara langsung melalui Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni. Sementara itu, dua sertifikat Nirina disebut masih dalam proses pengembalian.

Pilihan Editor: Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Berita terkait

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

9 jam lalu

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) AHY penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bisa menciptakan solusi pengeloaan air global

Baca Selengkapnya

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

1 hari lalu

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

Kebiasaan menggunakan kata baik dari orang tua itu bisa membimbing anak menguatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

2 hari lalu

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.

Baca Selengkapnya

Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

2 hari lalu

Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

Sensitivitas orang tua dan pengelola fasilitas berpengaruh pada keamanan dan keselamatan anak berkebutuhan khusus saat beraktivitas di tempat umum.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

2 hari lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

4 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

5 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

15 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

16 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya