Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Pengusaha Tavel: Bukan Stop Study Tour Tapi Pemerintah Harus Edukasi

Reporter

Adi Warsono

Rabu, 15 Mei 2024 18:28 WIB

Petugas kepolisian mengevakuasi korban kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu malam, 11 Mei 2024. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut untuk sementara terdapat 11 orang korban meninggal dunia yang terdiri dari 10 orang siswa SMK dan 1 orang pemotor asal Cibogo Kabupaten Subang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan bus Putera Fajar yang mengangkut rombongan pelajar dan guru SMK Lingga Kencana Depok, di Subang, Jawa Barat, menjadi sorotan berbagai pihak. Kegiatan study tour atau karya wisata itu berakhir duka dengan menelan 11 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Rombongan guru dan siswa SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan saat hendak pulang menuju Depok setelah kunjungan ke Bandung. Salah satu bus kecelakaan di mengalami kecelakaan di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Akibat peristiwa tersebut, berbagai masukan untuk kegiatan study tour hadir. Sejumlah pemerintah daerah meminta kegiatan study tour dibatasi dengan dilakukan hanya di dalam kota.

Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno, meminta pemerintah tidak melarang kegiatan study tour. Menurutnya, dari peristiwa kecelakaan SMK Lingga Kencana, Depok, pemerintah seharusnya lebih mengedukasi pihak sekolah soal kegiatan study tour.

“Kita mengharapkan pemerintah bukan stop study tournya ya. Tapi pemerintah mengedukasi, lebih ke pencegahan agar (kecelakaan) tidak berulang kali,” kata Pauline, Rabu, 15 Mei 2024.

Advertising
Advertising

Sekalipun study tour tetap dilaksanakan dengan syarat hanya di dalam kota, Pauline menilai kebijakan itu juga kurang tepat dan pihaknya menolak keputusan tersebut. “Iya dong (menolak study tour di dalam kota), karena akhirnya tidak membantu untuk pergerakan wisatawan, padahal ini salah satu membantu pergerakan wisawatan itu,” katanya.

Selain itu, Pauline mengatakan kegiatan study tour yang hanya dilakukan di dalam kota akan mengancam pengetahuan siswa tentang daerah lain. “Dengan study tour kan mereka (siswa) tidak hanya senang-senang, tapi mereka juga ada belajar edukasi, mereka bisa mempelajari sesuatu di perjalanan itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menerbitkan surat edaran yang isinya mengimbau agar seluruh bupati/wali kota melarang study tour ke luar daerah. Imbauan itu terbit setelah bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu malam lalu, 11 Mei 2024.

Dalam imbauannya, Bey menganjurkan agar seluruh sekolah mulai dari jenjang prasekolah hingga sekolah menengah melakukan study tour di dalam kota saja di wilayah Jawa Barat. “Masih imbauan, mohon disesuaikan,” kata dia di Bandung, Senin, 13 Mei 2024.

Selain karena adanya kecelakaan, Bey mengatakan bahwa imbauan itu dikeluarkan agar kegiatan study tour dapat menggerakkan ekonomi lokal di wilayah masing-masing. "Kita punya semuanya di Jawa Barat ini. Wisata punya, industri ada, mau apa lagi, semua ada di Jawa Barat ini,” kata Bey.

Bey mengatakan, bagi sekolah yang telah memiliki perencanaan untuk melaksanakan study tour ke luar kota dipersilakan untuk meneruskan. Namun bagi sekolah yang belum, dihimbau untuk memprioritaskan kegiatan tersebut dilakukan di dalam kota saja.

“Mungkin ada SMK pariwisata katakanlah ingin ke Jogja misalnya, kami tidak bisa melarang kalau sudah direncanakan. Tapi kalau memang masih bisa, kita kan punya tempat wisata yang banyak juga di sini. Kalau memang masih bisa di ubah, tidak memberikan kerugian, mohon,” kata Bey.

Bey juga meminta agar pihak sekolah memperhatikan betul kelaikan bus yang akan digunakan untuk membawa rombongan siswa study tour. “Terkait dengan transportasinya, diperhatikan betul. Kelaikan bus, kesehatan pengemudinya, bahkan kalau pelajaran kasus Subang ini tahun kendaraannya jangan mau yang tua walaupun ada pemeliharaan tetap yang lebih muda lebih baik. Harus berani menolak kalau busnya kurang baik dan lain sebagainya. Sekali lagi, keselamatan siswa dan guru itu utama,” kata dia.

Pilihan Editor: Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

Berita terkait

Kecelakaan Bus di Iran Tewaskan 28 Jemaah Syiah dari Pakistan

45 hari lalu

Kecelakaan Bus di Iran Tewaskan 28 Jemaah Syiah dari Pakistan

Kecelakaan bus terjadi pada bus yang sedang mengangkut 51 jemaah Syiah dari Pakistan menuju Irak mengalami kecelakaan di provinsi Yazd

Baca Selengkapnya

40 Hari Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga dan Rekan Tabur Bunga di Makam Korban

21 Juni 2024

40 Hari Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga dan Rekan Tabur Bunga di Makam Korban

Keluarga dan rekan korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok mengadakan tabur bunga dan doa bersama untuk mengenang 40 hari

Baca Selengkapnya

Sleman Larang Tiga Bus Study Tour Beroperasi karena Tak Laik Jalan

13 Juni 2024

Sleman Larang Tiga Bus Study Tour Beroperasi karena Tak Laik Jalan

Tak hanya bus study tour yang jadi sasaran pemeriksaan kelayakan, jip wisata di lereng Merapi dan Tebing Breksi juga.

Baca Selengkapnya

4 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Depok Masih Dirawat di RS

31 Mei 2024

4 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Depok Masih Dirawat di RS

Para korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana, baik yang dirawat dan wafat, mendapatkan bantuan serta santunan dari Jasa Raharja dan Pemkot Depok.

Baca Selengkapnya

Influencer Asal Jepang Bantu Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Depok

30 Mei 2024

Influencer Asal Jepang Bantu Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Depok

Pasca-kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok, pihak YKS mengadakan doa bersama serta mendatangkan influencer asal Jepang Asahina Mana.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Rambu-rambu Study Tour Pasca Marak Wacana Pelarangan

26 Mei 2024

Yogyakarta Siapkan Rambu-rambu Study Tour Pasca Marak Wacana Pelarangan

Rambu untuk study tour ini agar memberikan rasa aman dalam kegiatan study tour

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Akhir Pekan, Polres Garut Periksa Kelayakan Bus Pariwisata Luar Kota

25 Mei 2024

Libur Panjang Akhir Pekan, Polres Garut Periksa Kelayakan Bus Pariwisata Luar Kota

Pemeriksaan rutin di beberapa titik, terutama bus pariwisata yang datang dari luar daerah menuju objek wisata di Garut.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 4 Wisata Virtual untuk Study Tour

25 Mei 2024

Rekomendasi 4 Wisata Virtual untuk Study Tour

Kegiatan study tour tak harus selalu ke luar kota, apalagi naik bus tidak layak. Ada layanan wisata virtual yang edukatif.

Baca Selengkapnya

Mei 2024 Jadi Periode Kelam, Banyak Kecelakaan saat Study Tour

25 Mei 2024

Mei 2024 Jadi Periode Kelam, Banyak Kecelakaan saat Study Tour

Bulan Mei 2024 menjadi cacatan kelam bagi dunia pendidikan karena kecelakaan yang terjadi selama kegiatan study tour dilaksanakan, paling parah hingga menelan 12 korban jiwa di mana 11 di antaranya adalah peserta didik.

Baca Selengkapnya

MTI Kritik Kasus Kecelakaan Bus Pariwisata Hanya Jerat dan Tumbalkan Sopir, Bukan Pemilik

24 Mei 2024

MTI Kritik Kasus Kecelakaan Bus Pariwisata Hanya Jerat dan Tumbalkan Sopir, Bukan Pemilik

Pemilik perusahaan yang tak pernah dijerat dan tidak sampai ke pengadilan membuat kasus kecelakaan bus pariwisata terus muncul.

Baca Selengkapnya