Keluarga Sebut Afif Maulana Punya Rencana Tanding Futsal di Hari Kematiannya
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Kamis, 4 Juli 2024 12:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Afif Maulana menyatakan bocah berusia 13 tahun itu sudah memiliki rencana kegiatan main futsal sebelum ditemukan tewas di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat pada Ahad siang, 9 Juni 2024.
"Hari Minggunya dia rencananya mau tanding bola, futsal," kata ibu Afif, Anggun Andriani, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Rabu, 3 Juli 2024.
Oleh karena itu, Afif izin menonton bola sekaligus sparing bersama kawan-kawannya pada Sabtu malam, 8 Juni 2024. Anggun mengatakan, baru kali itu Afif keluar malam.
"Karena saya yakin sama anak saya, makanya saya izinkan anak saya untuk menonton bola," ujar Anggun.
Bahkan Anggun sempat melakukan panggilan video atau video call dengan Afif pada malam itu. "Dia masak-masak mie jam setengah 11 malam itu."
Hal senada diungkapkan Afrinaldi, ayah Afif. Menurut dia, Afif bukan anak yang suka keluyuran. "Afif di mata saya, di mata kami, itu dia anak yang masih manja, masih suka nangis kalau sakit, dia juga tidak suka keluyuran. "Kalau dia keluar rumah pun itu karena ada kegiatan main bola atau main layangan," ujar Afrinaldi.
<!--more-->
Keluarga pun terkejut ketika mendapat laporan bahwa Afif meninggal keesokan harinya. Kepada keluarga korban, polisi menyatakan Afif tewas karena melompat setelah menghindar dari kejaran anggota polisi yang berupaya mencegah terjadinya tawuran pada Ahad dini hari. Jenazah bocah itu ditemukan seorang warga di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, pada Ahad siang, 9 Juni 2024.
Namun keluarga Afrinaldi tak percaya dengan cerita itu setelah melihat kondisi jenazah Afif. Mereka lantas melaporkan dugaan anak itu tewas disiksa polisi ke LBH Padang. Hasil investigasi LBH Padang menyatakan Afif tewas karena penyiksaan, bukan melompat. Sebab, di tubuh Afif terlihat bekas jejak sepatu orang dewasa. LBH Padang juga menyatakan tak ada bekas luka seperti orang terjatuh di tubuh Afif.
LBH Padang juga menyatakan mendapatkan kesaksian jika Afif sempat tertangkap oleh sejumlah anggota polisi. Selain itu, terdapat pula 18 korban lainnya yang mengaku ditangkap polisi dan mendapatkan penyiksaan di Polsek Kuranji.
Kendati demikian, Polda Sumatera Barat tetap membantah jika Afif Maulana tewas karena dianiaya. Kapolda Sumatera Barat Inspektorat Jenderal Suharyono bersikeras Afif tewas karena melompat dari atas jembatan. Suharyono pun membantah adanya penyiksaan terhadap 18 orang yang ditangkap anggotanya, melainkan hanya kesalahan prosedur.
Pilihan Editor: Sidang Perkara Perintangan Penyidikan Kasus Timah Toni Tamsil, Saksi Ungkap Peran Taskin Tamsil dan Achmad Albani