4 Tahun Pembunuhan Pendeta Yeremia, KontraS: Penyelesaian Pidana Aparat di Peradilan Militer Tak Akuntabel

Senin, 23 September 2024 12:39 WIB

Koordinator Badan Pekerja KontraS, Dimas Bagus Arya, saat ditemui usai peluncuran Laporan Hari Bhayangkara pada Senin, 1 Juli 2024 di Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS menyoroti kasus pembunuhan Pendeta Yeremia oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, setelah empat tahun berlalu. Menurut mereka, hingga kini negara masih gagal dalam memberikan keadilan kepada korban dan keluarga.

Koordinator Badan Pekerja KontraS Dimas Bagus Arya menyebut vonis ringan yang dijatuhkan kepada tiga pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia yang diadili melalui peradilan militer tidak ideal. “Melalui peristiwa ini, kita kembali ditunjukan bagaimana tidak akuntabelnya penyelesaian peristiwa melalui peradilan militer,” kata Dimas dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Senin, 23 September 2024.

Ia menilai, dalam konteks Hak Asasi Manusia (HAM), peradilan militer tidak dapat menjalankan prinsip-prinsip peradilan yang adil, independen, dan imparsial. “Bahkan banyak kasus yang diadili melalui mekanisme ini dilaksanakan secara tertutup dan tidak transparan,” tutur Dimas.

Akibatnya, Dimas menjelaskan, korban kesulitan mendapatkan akses dan informasi berkaitan dengan perkembangan kasus yang dialami. Ini turut terkonfirmasi oleh salah seorang keluarga dari Pendeta Yeremia. “Dirinya menyatakan bahwa pihak keluarga tidak dilibatkan selama proses persidangan berlangsung,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dimas menegaskan bahwa pengadilan militer bukanlah tempat yang ideal untuk mengadili kasus-kasus yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan oleh aparat militer. “Mekanisme hukum ini tak kunjung dibenahi, bukan tidak mungkin membuat rantai impunitas semakin panjang dan menjadikan posisi masyarakat di Papua menjadi semakin dirugikan,” kata dia.

Advertising
Advertising

Pada 19 September 2020 lalu, Pendeta Yeremia yang merupakan tokoh agama dan juga aktif dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan ditembak hingga tewas oleh TNI di area perkebunan miliknya. Tubuh Pendeta Yeremia ditemukan dalam posisi tertelungkup dengan darah mengalir melalui tangan dan kepala, serta luka tusuk di bagian punggung.

Atas peristiwa pembunuhan tersebut, tiga pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Moh. Andi Hasan Basri, Alex Ading, dan Saiful Anwar. Ketiga pelaku kemudian diadili melalui peradilan militer di Pengadilan Militer III-19 Jayapura. Ketiganya dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pembunuhan yang Dilakukan Secara Bersama-sama.

Namun, melalui putusan bernomor 186-K/PM.III-19/AD/VI/2022, ketiga pelaku ini masing-masing hanya mendapatkan vonis satu tahun penjara. Atas vonis ringan tersebut, Oditur yang bertugas saat itu mengajukan upaya hukum banding. Pada Kamis 25 Mei 2023, Majelis Hakim pemeriksa perkara banding melalui putusan nomor 57-K/PMT.III/BDG/AD/IV/2023 memutuskan, “Menguatkan Putusan Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor 186-K/PM.III-19/ AD/VI/2022 tanggal 30 Januari 2023, untuk seluruhnya”.

Pilihan Editor: KontraS dan Ikapri Soroti 40 Tahun Peristiwa Pelanggaran Berat HAM Tanjung Priok 1984

Berita terkait

Pembunuhan Bocah di Lebak: Pengakuan, Peran dan Motif Tiga Tersangka

13 menit lalu

Pembunuhan Bocah di Lebak: Pengakuan, Peran dan Motif Tiga Tersangka

Polres Cilegon berhasil menangkap lima pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap bocah yang jasadnya ditemukan di Pantai Cihara, Lebak.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Bocah di Pantai Cihara Lebak, Polisi Ungkap Cara 3 Tersangka Habisi Nyawa Korban

1 jam lalu

Pembunuhan Bocah di Pantai Cihara Lebak, Polisi Ungkap Cara 3 Tersangka Habisi Nyawa Korban

Pelaku pembunuhan bocah di Pantai Cihara, Lebak, menghabisi nyawa korbannya dengan cara sadis.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Anak di Pantai Cihara Lebak Dijanjikan Rp 50 Juta oleh Rekannya

2 jam lalu

Pembunuh Anak di Pantai Cihara Lebak Dijanjikan Rp 50 Juta oleh Rekannya

Satu dari tiga tersangka utama kasus pembunuhan anak yang jasadnya ditemukan di Pantai Cihara, Lebak, mengaku tergiur iming-iming uang Rp 50 juta.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Bocah Dilakban di Pantai Cihara Lebak, Polisi Ungkap Motifnya karena Utang, Dendam, dan Asmara

3 jam lalu

Pembunuhan Bocah Dilakban di Pantai Cihara Lebak, Polisi Ungkap Motifnya karena Utang, Dendam, dan Asmara

Kapolres Cilegon mengatakan ada tiga motif di balik pembunuhan bocah yang ditemukan tewas dengan kondisi muka dilakban di Pantai Cihara, Lebak.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 5 Pelaku Pembunuhan Bocah yang Dilakban di Pantai Cihara Lebak

4 jam lalu

Polisi Tangkap 5 Pelaku Pembunuhan Bocah yang Dilakban di Pantai Cihara Lebak

Kemas mengatakan para tersangka pembunuhan sadis bocah berusia lima tahun ini saling mengenal.

Baca Selengkapnya

Pembebasan Pilot Susi Air Tak Sesuai Proposal, TPNPB-OPM Tak Percaya Lagi Egianus Kogoya

5 jam lalu

Pembebasan Pilot Susi Air Tak Sesuai Proposal, TPNPB-OPM Tak Percaya Lagi Egianus Kogoya

Egianus Kogoya disebut membebaskan pilot Susi Air Philip Mehrtens tidak sesuai dengan proposal yang telah dibuat TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Peran Aktivis HAM Berpaspor Finlandia dalam Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

8 jam lalu

Peran Aktivis HAM Berpaspor Finlandia dalam Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

TPNPB-OPM sebelumnya menyebut adanya keterlibatan kolaborator yang membantu pembebasan pilot Susi Air di Papua.

Baca Selengkapnya

Keluarga Pilot Susi Air di Selandia Baru Ucapkan Terima Kasih: 19 Bulan Masa Sulit

10 jam lalu

Keluarga Pilot Susi Air di Selandia Baru Ucapkan Terima Kasih: 19 Bulan Masa Sulit

Pilot Susi Air di Selandia Baru berhasil dibebaskan oleh pemerintah Indonesia. Keluarga Philip Mark Mehrtens mengucapkan terima kasih.

Baca Selengkapnya

Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Amnesty: Momen Penting di Tengah Konflik Papua

10 jam lalu

Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Amnesty: Momen Penting di Tengah Konflik Papua

Langkah pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dinilai merupakan momen penting di tengah konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan Pilot Susi Air, Hanya Salah Satu Kejahatan Egianus Kogoya di Papua

20 jam lalu

Penyanderaan Pilot Susi Air, Hanya Salah Satu Kejahatan Egianus Kogoya di Papua

Penyanderaan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens hanya salah satu dari rangkaian kejahatan yang dilakukan oleh kelompok Egianus,

Baca Selengkapnya