Pengusaha Binatu Menyusut di Sukabumi Selatan Jakarta Barat

Reporter

Editor

Rabu, 5 Mei 2010 11:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Data Kelurahan Sukabumi Selatan, Jakarta Barat menunjukkan penyusutan jumlah perusahaan binatu. "Dari 48 perusahaan binatu, kini tinggal 30 an saja," kata Wakil Lurah Sukabumi Selatan Ubay Hasan saat ditemui Tempo di kantornya, Rabu (5/5).

Ubay mensinyalir, kepergian para pengusaha binatu tanpa pamit ini ada kaitannya dengan tuntutan pemerintah. Setidaknya ada tiga tuntutan yang diajukan, "Pertama, tidak menggunakan air tanah, tapi PAM. Kedua harus menggunakan instalasi penanggulangan air limbah. Dan ketiga menggunakan saluran penyaring udara untuk hasil pembakaran bahan bakar batubara dan kayu," katanya.

Soal air tanah, katanya, pemerintah memang ketat, karena terkait persediaan air tanah di musim kemarau. "Tiap perusahaan akan dibikinkan saluran PAM, jadi mereka tinggal bayar retribusi," katanya. Tapi perusahaan umumnya keberatan. Karena debit air PAM tak cukup melayani kebutuhan produksi mereka.

Kedua, soal instalasi penanggulangan air limbah yang dinilai terlalu mahal. "Satu IPAL jika itu maksimal, menghabiskan biaya sekitar Rp 200 juta, itu baru rekaan," katanya. Makanya, tak heran, lanjut Ubay, banyak pengusaha yang memilih kabur daripada harus mengeluarkan biaya ratusan juta untuk IPAL.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

Jurus Kota Bogor Naikkan Derajat para PKL, Apa Saja?

18 Januari 2020

Jurus Kota Bogor Naikkan Derajat para PKL, Apa Saja?

Pemerintah Kota Bogor terus melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) dan merelokasinya masuk ke dalam pasar.

Baca Selengkapnya

Wagub Jatim Akui Beberapa Perusahaan Hengkang karena UMK Tinggi

27 Desember 2019

Wagub Jatim Akui Beberapa Perusahaan Hengkang karena UMK Tinggi

Emil Dardak tak memungkiri faktor utama beberapa perusahaan hengkang karena penetapan UMK yang dinilai pelaku usaha terlalu tinggi.

Baca Selengkapnya

PKL Senen Enggan Direlokasi ke Pasar Metro Atom, Ini Alasannya

11 Desember 2019

PKL Senen Enggan Direlokasi ke Pasar Metro Atom, Ini Alasannya

Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyediakan tempat relokasi di Pasar Metro Atom bagi PKL Senen yang ditertibkan di trotoar,

Baca Selengkapnya

UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

14 November 2019

UMK Terlalu Berat, Industri Sepatu Banten Relokasi ke Jateng

Tak mampu bertahan karena UMK yang dinilai terlalu tinggi, 25 industri sepatu Banten merelokasi usahanya ke berbagai daerah di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

59 Investor Furnitur Cina Merelokasi Pabrik ke Jawa Tengah

6 November 2019

59 Investor Furnitur Cina Merelokasi Pabrik ke Jawa Tengah

Puluhan investor Cina itu bergerak di sektor industri kayu dan furnitur.

Baca Selengkapnya

Investor Lebih Pilih Vietnam, Sofyan Djalil: Persoalan Tanah

11 Oktober 2019

Investor Lebih Pilih Vietnam, Sofyan Djalil: Persoalan Tanah

Sofyan Djalil menyebut persoalan tanah sebagai salah satu alasan yang membuat investor lebih tertarik berinvestasi ke Vietnam daripada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

5 Oktober 2019

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

Sejak Januari 2018 hingga September 2019 tercatat 188 industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jabar bangkrut dan relokasi ke Jateng.

Baca Selengkapnya

11 Perusahaan Hengkang dari Cina, BKPM Tawarkan ke Jawa Tengah

16 September 2019

11 Perusahaan Hengkang dari Cina, BKPM Tawarkan ke Jawa Tengah

BKPM menawarkan 11 perusahaan yang hengkang dari Cina untuk pindah ke Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

140 Perusahaan Relokasi dari Jabar, BKPM Belum Terima Laporan

31 Juli 2019

140 Perusahaan Relokasi dari Jabar, BKPM Belum Terima Laporan

Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM memastikan belum menerima laporan terkait hengkangnya 140 perusahaan dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Relokasi Pabrik ke Eropa, Ikea Jamin Nasib eks Karyawan

17 Juli 2019

Relokasi Pabrik ke Eropa, Ikea Jamin Nasib eks Karyawan

Manajemen Ikea siap memberikan bantuan pelatihan kerja agar mantan karyawannya tidak kesulitan mencari pekerjaan lagi.

Baca Selengkapnya