Fauzi menyatakan sebagai sentra bisnis tertua, Jakarta Barat memiliki potensi ekonomi besar. Karenanya, Gubernur menginstruksikan supaya wali kota baru lebih proaktif terjun ke lapangan dan tidak sekedar menunggu laporan dalam mengembangkan aneka potensi serta mencari solusi masalah Jakarta Barat. "Persoalan yang ada jangan berlarut-larut," katanya.
Gubernur juga meminta wali kota yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara ini memberikan perhatian khusus untuk 97 RW kumuh di 40 kelurahan, 16 kawasan rawan banjir di 32 kelurahan, pendataan keluarga miskin dan sosiliasi mengenai pemadaman kebakaran di pemukiman-pemukiman padat yang rawan terbakar. "Walikota juga harus mencegah terjadinya penyerobotan aset-aset milik Pemerintah di wilyah Jakarta Barat," kata Fauzi.
Selain itu, orang nomor satu DKI Jakarta itu memuji upaya pembersihan saluran mikro dan makro air di Jakarta Barat. "Terima kasih juga atas pengabdian mantan wali kota sampai selesainya masa jabatan," kata Fauzi.
Terkenal dengan Kota Tuanya, wilayah Jakarta Barat terkenal dengan sentra industri dan perdagangannya seperti Kapuk, Glodok, dan Kamal. Selain itu, ada aneka permasalah seperti kerawanan banjir dan kebakaran hingga maraknya sengketa tanah. Bahkan sengketa tanah juga turut menerpa kantor Wali Kota Jakarta Barat dan Kejaksaan Negeri Jakarta Barat yang lama di S. Parman.
ARYANI KRISTANTI