Kedutaan Digoyang Unjuk Rasa, Warga Arab di Puncak Tenang-tenang Saja
Selasa, 21 Juni 2011 13:36 WIB
TEMPO Interaktif, Bogor - Warga negara Arab Saudi yang tengah berwisata ke kawasan Puncak, Bogor, tidak merasa terancam dengan aksi unjuk rasa yang mengecam Pemerintah Arab Saudi terkait hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi. "Kami sudah 15 hari berada di sini, sampai sejauh ini baik-baik saja, Indonesia seperti rumah kedua bagi Kami," kata seorang turis asal Riyad bernama Omar, 26 tahun.
Menurut Omar, dia mengetahui peristiwa hukum pancung terhadap Ruyati dari informasi di media massa. "Saya tahunya sudah di Indonesia," ujar Omar melalui penerjemahnya, Aep Saefudin, Selasa, 21 Juni 2011. Peristiwa ini tidak membuatnya khawatir untuk berada di Indonesia.
Menurutnya, nasib yang diterima Ruyati memang mengenaskan. Apalagi dia menjadi korban penganiayaan sang majikan. "Penyiksaan terhadap pembantu di rumah merupakan tindakan gila," tegas Omar.
Omar mengatakan sejak lima tahun lalu keluarganya mempekerjakan pekerja asal Indonesia. Keluarganya sangat baik terhadap pekerja itu. Bahkan setiap tahunnya dia mendapat kesempatan untuk pergi umrah. "Keluarga kami punya hubungan baik dengan pekerja asal Indonesia yang bekerja di rumah kami," kata Omar.
Ali Liam, 27 tahun, juga wisatawan asal Arab saudi, mengatakan dirinya tetap merasa nyaman menghabiskan masa liburan di Kampung Ampai, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor. Apalagi di tempat itu memang banyak dikunjungi turis asal Timur tengah, khususnya Arab Saudi. "Masyarakat di sini baik-baik, tidak ada masalah," ujar Ali melalui penerjemahnya, Nono Harnayadi.
Sementara itu, menurut warga setempat, eksekusi hukum pancung terhadap tenaga kerja Indonesia tidak menimbulkan rasa benci terhadap turis Arab yang datang ke desanya. ''Kami senang dengan kehadiran turis-turis dari Timur Tengah," kata Toufan, 54 tahun, warga Ciburial Coklat, Desa Tugu Utara, Cisarua. Dengan adanya turis-turis itu, kata Toufan, warga desa mendapat lapangan pekerjaan. "Banyak yang jadi pemandu turis, sopir, atau berdagang," ujarnya.
Jaja, Kepala Desa Tugu Utara, menjelaskan meskipun tidak ditemukan hal-hal yang mengkhawatirkan, aparat pemerintahan tetap harus waspada. Oleh karena itu, dia menggelar inspeksi ke kantong-kantong yang ramai dikunjungi wisatawan asal Timur Tengah. "Alhamdulillah, sampai detik ini aman, nyaman, dan tenteram, tapi kami tetap waspada." katanya.
DIKI SUDRAJAT