Anggota kepolisian membawa dua orang tersangka terkait dalam penyerangan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto di Polrest Jakarta Pusat, Jum'at (24/2). Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Pusat menambah tersangka kasus penyerangan di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. “Ada dua tersangka baru,” kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Komisaris Besar Angesto Romano Yoyol, Minggu, 26 Februari 2012.
Angesto mengatakan dua orang baru itu ditangkap di Perumahan Permata RW 07, Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat, atau yang lebih dikenal dengan Kampung Ambon. Awalnya, polisi menahan enam orang dari Kampung Ambon, tapi yang terbukti ikut pengeroyokan hanya dua orang.
Mengenai dua tersangka baru, Angesto enggan menyebutkan nama ataupun inisial mereka. “Karena akan membantu menunjukkan tersangka baru,” tutur Angesto.
Sore ini pihaknya akan menangkap pelaku baru di daerah Jakarta Timur, dari keterangan saksi dan pelaku yang tertangkap.
Menurut Angesto, para tersangka ini akan dijerat berdasarkan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan berencana. “Karena berdasarkan keterangan tersangka, penyerangan itu direncanakan,” tutur Angesto.
Penyerangan dilakukan sekelompok orang terhadap pelayat di RSPAD. Peristiwa ini diduga berkaitan dengan kasus utang piutang narkoba. Polisi sudah mengamankan sembilan orang, lima di antaranya sudah berstatus tersangka sementara sisanya masih saksi.
Aksi penyerangan di RSPAD, Kamis, 23 Februari 2012, lalu itu dilakukan puluhan orang. Mereka menyerang para pelayat dan kerabatnya. Setidaknya enam orang diserang dan terluka. Mereka adalah Oktafianus Mag Milion, 35 tahun, Yopi Jonatan Berhitu (35), Stenley Wenno (39), Ricky Tutu Boy (37), Errol Karl Latumanui (38), dan Jefrry Ha Kailola (38). Empat di antaranya luka berat akibat diserang dengan senjata tajam, sementara Stenley dan Ricky tewas di tempat.
