TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta menganggarkan Rp 900 juta per tahun untuk menggelar Operasi Yustisi Kependudukan. Anggaran ini untuk menggelar lima tahap atau kali operasi di lima wilayah DKI Jakarta. "Biaya per operasinya sekitar Rp 30 juta," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea saat dihubungi, Kamis 23 Agustus 2012.
Anggaran ini untuk membiayai logistik petugas dan honorarium sejumlah aparat penegak hukum yang terlibat dalam razia yang menyasar para pendatang yang melanggar aturan administrasi kependudukan itu. "Untuk makan dan membayar honorarium polisi dan jaksa yang ikut operasi,” katanya.
Tahun ini operasi akan digelar kembali awal Oktober 2012 sebanyak tiga tahap untuk menyisir pendatang baru setelah Lebaran. Operasi ini ditunda dari rencana yang awalnya akan digelar pada awal September 20012. Operasi digelar setelah pemilihan pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua pada 20 September 2012 mendatang.
Tahun lalu, Dinas Kependudukan hanya berhasil menyisir 2.031 pendatang yang melakukan pelanggaran administrasi kependudukan. Sanksi bisa berupa pemulangan ke daerah asal atau sekadar denda, tergantung tingkat pelanggarannya. Jumlah hasil penyisiran ini menurun dibanding pada 2010 yang mencapai 3.817 orang.
Meski ada sanksi, Purba mengatakan Operasi Yustisi bersifat persuasif, tak bermaksud melarang warga daerah masuk Jakarta. "Kami minta mereka memenuhi dan mematuhi aturan-aturan administrasi kependudukan," ujarnya.
M. ANDI PERDANA
Berita terkait
Operasi Yustisi Kependudukan Biasa Diberlakukan Pasca Lebaran, Ini Maksudnya
2 Mei 2023
Pemerintah biasanya melakukan operasi yustisi kependudukan usai libur Lebaran kepada pendatang baru. Apa itu operasi yustisi?
Baca SelengkapnyaWaswas Heru Budi Hartono Usai Lebaran, Hadapi Pendatang Baru dan Kemiskinan Ekstrem di Jakarta
30 April 2023
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono berharap para pendatang baru yang datang ke Jakarta sudah punya pekerjaan dan tempat tinggal. Tak bawa saudara.
Baca SelengkapnyaTop 3 Metro: Pendatang Baru di Jakarta Mayoritas SLTA ke Bawah dan Penyebab Suhu Panas di Ciputat
28 April 2023
Top 3 Metro mengenai pendatang baru di Jakarta, sushu panas di Ciputat dan pria lumpuh dibuang di pinggir jalan di Tangerang.
Baca SelengkapnyaPemkot Tangsel Tak Gelar Operasi Yustisi ke Pendatang Baru, Perlu Honor Besar untuk Operasional Tim
27 April 2023
Pemkot Tangsel menganggap operasi yustisi kepada pendatang baru tak efekttif, selain itu perlu anggaran besar untuk honorarium tim.
Baca SelengkapnyaPolitikus Gerindra DKI Minta Akses Masuk Bagi Pendatang Baru ke Jakarta Diperketat
26 April 2023
Heru Budi mengizinkan warga dari luar Jakarta untuk menetap di Ibu Kota dengan syarat pendatang baru itu sudah memiliki pekerjaan atau keterampilan.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Serahkan Pelaksanaan Operasi Yustisi Kependudukan ke Disdukcapil DKI
14 April 2023
Menurut Heru Budi, operasi yustisi kependudukan diberlakukan untuk penyesuaian data secara administrasi.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI: 50 Persen Warga Pendatang Baru ke Jakarta Tak Miliki Keterampilan
14 Februari 2023
Heru Budi minta camat dan lurah bersama dengan ketua RT dan RW membantu mengatasi kemiskinan ekstrem akibat pendatang baru di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenindakan di Jakarta Barat, Satpol PP Kumpulkan Rp 46 Juta dari Sidang Yustisi
24 November 2022
Uang denda hasil penindakan operasi yustisi di Jakarta Barat itu akan diserahkan kepada Satpol PP DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Kritik Anies Baswedan yang Tak Gelar Operasi Yustisi
16 Mei 2022
Politikus PDIP Hardiyanto Kenneth menilai tak ada operasi yustisi bisa menimbulkan masalah sosial di DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaJakarta Tetap Jadi Tujuan Ribuan Orang untuk Mencari Kerja Usai Lebaran
11 Mei 2022
Sejak era pemerintahan Gubernur Anies Baswedan, DKI Jakarta tak lagi menggelar operasi yustisi yang merazia para pendatang usai libur Lebaran.
Baca Selengkapnya