Usulan Cara Agar DPRD Setujui Program Rusun Jokowi

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 22 Oktober 2012 04:30 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Kadinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan saat mengunjungi pemukiman padat penduduk di Pademangan, Jakarta, Selasa (16/10). ANTARA/Dhoni Setiawan

TEMPO.CO , Jakarta:Pengamat Masalah Perkotaan Yayat Supriyatna menyatakan Gubernur Joko Widodo wajib menyiapkan sejumlah strategi agar program perumahan (rumah susun) bagi rakyat miskin dikabulkan parlemen. "Persiapkan dengan matang agar mereka percaya," ujarnya saat dikonfirmasi, Ahad, 21 Oktober 2012.

Menurutnya, rencana pembahasan pembangunan kampung susun, rumah deret, rusunawa gratis serta apartemen murah yang digalakan Jokowi positif terhadap upaya mengurai masalah kependudukukan Jakarta. Saat ini persoalan utama penduduk DKI adalah meledaknya jumlah penduduk, sedangkan lahan terus menyusut. "Ya intinya menata yang tadinya kumuh dan kotor sekarang ditata lebih baik," ujarnya.

Namun Yayat mengingatkan rencana tersebut diprediksi sulit tercapai bila tidak dibarengi perencanaan matang. Ada beberapa konsep mendasar yang wajib di perhatikan mantan Walikota Solo ini bila proyeknya ingin segera dikabulkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Pertama, survei lapangan untuk menetukan lahan siapa yang akan digunakan untuk pembangunan. Apakah menggunakan aset pemerintah DKI Jakarta, lahan terlantar, lahan milik BUMN atau milik Negara."Penyediaan ini harus jelas jangan sampai menimbulkan masalah di kemudian hari," ujarnya.

Kedua, konsolidasi lahan dengan melibatkan inisiasi warga sebagai pemilik tanah. Hal ini perlu untuk mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak. Sehingga memiliki aturan jelas dalam pemeliharaanya."Nanti tentukan siapa badan atau lembaga yang akan mengurusnya," ujarnya.

Ketiga, atur desain mulai teknis hingga peruntukannya termasuk sosiasilisasi tehadap program itu sehingga tepat sasaran merangkul masyarakat kurang mampu. "Kalau semuanya jelas dan terprogram saya rasa Dewan menyetujui," ujarnya. "Tidak ada alasan dewan menolak, bila mereka menolak, turunkan saja (DPRD),".

Yayat optimis, bila konsep matang, banyak pengembang tertarik mengerjakan program tersebut. Sebab hal utama yang kerap menjadi sandungan pengusaha selama ini belum pastinya peraturan pemerintah yang digunakan. "Uang ada, kemudian aturan pemerintah mendukung nunggu apa lagi?"

Selain itu, manfaat lain yang dipetik adalah bertambahnya ruang terbuka hijau (RTH) penduduk, penataan penduduk lebih manusiawi serta budaya hidup rapih tertanam. "Berapa banyak lahan yang bisa kembali kita hijaukan, begitu pun masyarakat lebih rapi."

JAYADI SUPRIADIN

Berita Terpopuler
5.000 Guru Bantu Jakarta Berharap kepada Jokowi

Begini Tradisi Tawuran Diturunkan di Sekolah

Waspada, Jakarta Dikepung Tawuran Pelajar

Tim Indonesia U-18 Menang 25-0

Del Bosque: Pirlo Bisa Raih Ballon d''Or

FA Akan Selidiki Pemukulan Bekas Kiper Liverpool

Hujan Meteor Bersumber dari Ekor Komet Halley





Berita terkait

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

29 menit lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

1 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

1 jam lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

1 jam lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

2 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

2 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

3 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

3 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

3 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

5 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya