Jokowi: Ada Monopoli Pengadaan Bajaj?

Reporter

Kamis, 7 Februari 2013 18:47 WIB

Joko Widodo menemui para pengemudi bajaj yang melakukan unjuk rasa di depan Balaikota, Jakarta, (07/02). Sejumlah supir bajaj meminta penurunan harga bajaj BBG baru yang selama ini menjadi kendala untuk pengantian bajaj lama. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menerima perwakilan pengusaha bajaj mengatakan bahwa ada suatu hal yang harus diselesaikan. "Intinya saya ngerti, harga bajaj yang mahal. Kelihatannya juga ada monopoli di sini dan keinginan masyarakat bajaj untuk mengelola sendiri di bawah koperasi. Saya harus pelajari dulu secara detail," ujar Jokowi usai menemui para pendemo di ruang tamu gubernur, Balai Kota, Kamis, 7 Februari 2013.

Jokowi mengatakan bahwa usulan para perwakilan bajaj sangat bagus dengan menjadikan tata kelola berupa koperasi. "Mengenai harga bajaj, keinginan dikelola oleh koperasi. Saya kira bagus semua," dia menegaskan. Jokowi mengaku belum mengerti secara detail tentang pengaduan para pengusaha bajaj. "Besok saya rapatin. Jumat ke Kemanggisan, mungkin minggu depan sudah selesai," kata dia.

Puluhan pengemudi dan pemilik bajaj yang tergabung dalam Gabungan Elemen Masyarakat Angkutan Lingkungan Bajaj, Angkutan Lingkungan Toyoko, dan Angkutan Lingkungan Bemo berdemonstrasi di depan Balai Kota Jakarta, Kamis, 7 Februari 2013.

Ada 11 tuntutan yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Salah satu yang mereka minta adalah pemecatan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, terkait peremajaan bajaj.

Pemilik bajaj Jakarta Timur yang ikut berdemo, Wartika, mengatakan bahwa ada permainan antara Dishub DKI Jakarta dan PT Abdi Raharja dalam peremajaan bajaj ke bajaj berbahan bakar gas. "Ini akal-akalan. Jadi, antara PT dan Dishub sudah kerja sama," ujar Wartika usai bertemu dengan Jokowi.

Dari siaran pers para demonstran disebutkan bahwa SK Gubernur No 2912/-1.811.1 Tanggal 4 Oktober Tahun 2007 mengharuskan PT Abdi Raharja menyediakan 4.750 bajaj, tetapi yang terealisasi hanya 505 bajaj saya hingga sekarang.

Wartika menyayangkan keterlambatan pengadaan bajaj hingga berbulan-bulan. "Bahkan, ada temen-teman yang sudah daftar, kurang lebih hingga Rp 70 milyar, dari Agustus sampai sekarang belum keluar bajajnya," ujar Wartika. Di tengah-tengah keterlambatan pengadaan bajaj ber-BBG itu, muncul kabar bahwa SK di atas akan dicabut. Kabar ini membuat pemilik bajaj bertanya-tanya tentang uang yang telah mereka bayarkan. "Makanya saya kaget tadi dengar SK-nya mau dicabut dulu," kata dia. Klik Jakarta dan permasalahannya di sini.

TRI ARTINING PUTRI

Baca juga:

Banjir, Jakarta Macet Total

Bayi Ini Sudah Dijual Sebelum Lahir

Tersangka Penjual Bayi Dikenal Berdagang Pakaian

4 Penyebab Hujan 2 Jam Jakarta Terendam

Banjir Jakarta Akibat Curah Hujan Tinggi

Berita terkait

Harapan Komisi Antirasuah kepada Pansel KPK Bentukan Jokowi

1 jam lalu

Harapan Komisi Antirasuah kepada Pansel KPK Bentukan Jokowi

Jokowi menetapkan sejumlah kriteria untuk anggota Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

3 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Pria Diamankan Paspampres di Konawe, Begini Penjelasan Asintel Danpaspampres dan Istana

3 jam lalu

Pria Diamankan Paspampres di Konawe, Begini Penjelasan Asintel Danpaspampres dan Istana

Asisten Intelijen Komandan Paspampres mengatakan pengamanan Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di Konawe, Sulawesi Tenggara, sudah sesuai prosedur.

Baca Selengkapnya

Musa Rajekshah Sebut Kunjungan Jokowi ke Medan Bukan untuk Urusi Pilkada Sumut 2024

4 jam lalu

Musa Rajekshah Sebut Kunjungan Jokowi ke Medan Bukan untuk Urusi Pilkada Sumut 2024

Musa Rajekshah, membantah, kunjungan Presiden Jokowi ke Medan pada Kamis, 11 April 2024 berkaitan dengan Pilkada Sumatera Utara 2024.

Baca Selengkapnya

Berita Terkini: Kritik Jatam Terhadap Rencana Bagi-Bagi IUP untuk Ormas sampai TKN Prabowo-Gibran Evaluasi Rencana Menaikkan PPN Sampai 12 Persen

4 jam lalu

Berita Terkini: Kritik Jatam Terhadap Rencana Bagi-Bagi IUP untuk Ormas sampai TKN Prabowo-Gibran Evaluasi Rencana Menaikkan PPN Sampai 12 Persen

Berita-berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Selasa sore, 14 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

5 jam lalu

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

Menurut Novel Baswedan Pansel KPK 2019 disebut menghasilkan pimpinan yang justru merusak KPK. Siapa saja anggota Pansel saat itu?

Baca Selengkapnya

Relawan Solmet Dorong Jokowi Jadi Sekjen PBB, Apa Syarat dan Prosedur Jabat Sekretaris Jenderal PBB?

5 jam lalu

Relawan Solmet Dorong Jokowi Jadi Sekjen PBB, Apa Syarat dan Prosedur Jabat Sekretaris Jenderal PBB?

Relawan Solmet mendorong Jokowi menjadi Sekjen PBB usai masa jabatannya. Bagaimana syarat dan prosedur menjabat Sekretaris Jenderal PBB?

Baca Selengkapnya

Apa Saja Tugas Pansel KPK, Bagaimana Aturan Hukumnya?

6 jam lalu

Apa Saja Tugas Pansel KPK, Bagaimana Aturan Hukumnya?

Jokowi akan mengumumkan anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK pada Mei ini. Apa saja tugas Pansel KPK?

Baca Selengkapnya

Agar Tak Jadi Proyek Mangkrak, Jokowi Akan Evaluasi Seluruh PSN dan KEK Juni Mendatang

6 jam lalu

Agar Tak Jadi Proyek Mangkrak, Jokowi Akan Evaluasi Seluruh PSN dan KEK Juni Mendatang

Presiden Jokowi akan evaluasi PSN dan KEK pada akhir Juni, yang tidak lolos kriteria tidak akan dilanjutkan. Tak ingin bebani pemerintahan berikutnya

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

6 jam lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya