Jokowi Diminta Tegas Gusur Warga di Lahan KPK

Jumat, 12 April 2013 00:35 WIB

Seorang anak melintas dilahan yang akan digusur untuk pembuatan gedung KPK dikawasan Guntur, Jakarta, (07/04). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat perkotaan dan kebijakan publik dari Universitas Indonesia Sonny Harry Harmadi mengatakan Gubernur DKI Jakarta dan jajaran pemerintah provinsi DKI harus tegas kepada warga yang menempati secara ilegal lahan negara di Guntur, Jakarta Pusat. Lahan itu akan dipakai untuk pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, penegakan hukum harus dilakukan karena masyarakat yang menempati tidak punya hak atas tanah tersebut.

"Tapi pendekatan kepada warga harus persuasif, karena ini terjadi juga karena kurang ketatnya pengawasan pemerintah terhadap aset negara," kata dia kepada Tempo, Rabu, 10 April 2013.

Menurut Sonny, warga yang telah menempati lahan atau tanah kosong milik negara memang sering kali mencoba mempertahankan tempat tersebut. Apalagi jika mereka telah tinggal puluhan tahun di sana dan tidak pernah menerima peringatan dari pemerintah daerah.

Tapi Sonny menilai sikap tegas pemerintah tetap wajib diterapkan sekali pun harus menggusur mereka. Karena, jika sekelompok warga itu dibiarkan memperoleh apa yang mereka inginkan, tentu akan berdampak buruk di kemudian hari. "Kalau tanah negara saja bisa diduduki warga yang tidak berhak, apalagi tanah pribadi/perseorangan. Mereka bisa klaim, minta ganti-rugi, lalu dipenuhi, itu kan berbahaya," ujarnya.

Meski demikian, Sonny mengingatkan Pemprov DKI agar lebih ketat dalam pengawasan aset-aset negara terutama lahan atau tanah-tanah kosong. "Seharusnya aset itu tidak boleh terbengkalai dan harus ada pemanfaatannya karena akan memberikan manfaat bagi daerah dan juga negara," kata Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Beberapa waktu lalu, penghuni kavling Jalan Gembira Kelurahan Guntur, Kuningan, Jakarta Selatan, memprotes langkah KPK mengambil lahan yang mereka tempati. Menurut mereka, tempo pengambilalihan lahan terlalu singkat tanpa memberi waktu waktu bagi mereka untuk mempersiapkan diri.

Sengketa lahan KPK di Jalan Gembira dimulai sejak tahun 2010. Tanah tersebut awalnya dimiliki oleh sebuah perusahaan pengembang, yang lalu diambil alih Kementerian Keuangan sejak krisis moneter. Karena mangkrak, sekitar 5 kepala keluarga menempati lahan itu sejak 1997. Pada 2010, ketika penghuni berkembang menjadi 81 Kepala Keluarga, mereka kaget saat menerima surat permintaan pengosongan lahan. Mereka mengaku belum siap dengan penggusuran karena pekerjaan mereka hanya sebagai pemulung dengan pendapatan Rp 50.000 per hari, dan belum tahu akan pindah ke mana.

Belakangan pihak Kelurahan Guntur sudah memfasilitasi pertemuan antara warga dengan KPK. Warga sudah menyatakan siap pindah. Tapi saat pemerintah hendak mengambil alih lahan, warga kembali mengungkapkan ketidaksiapannya.

MUNAWWAROH

Topik terpopuler:
Sprindik KPK
| Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas

Berita lainnya:

Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong

Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube

Cucu Soeharto Segera Diadili

Usai Diperiksa KPK, Konsultan Pajak Kecebur Got

'Janganlah Sedikit-sedikit Pak Ahok'

Berita terkait

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

17 menit lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

2 jam lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

3 jam lalu

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah meminta Kementan untuk memutasi kerabat atau keluarganya dari Jakarta ke Malang. Bakal jalani sidang etik.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

6 jam lalu

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

Dewas KPK tetap akan menggelar sidang etik terhadap Wakil Ketua Nurul Ghufron, kendati ada gugatan ke PTUN.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

8 jam lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, eks Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

8 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

10 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

10 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

22 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya