TEMPO.CO, Jakarta -Ruangan Jenazah Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu, 10 Agustus 2013 sunyi. Tiga petugas berlalu lalang mendorong keranda mayat. Di sudut pintu masuk ruang jenazah di ujung sayap kanan RS Fatmawati, dua lelaki dan satu perempuan duduk lesu.
Mereka adalah keluarga Zulgani, 35 tahun, kernet bis Koantas Bima yang tewas setelah bus itu terbalik di ruas Jalan Pondok Indah, Jakarta Selatan jam 09.00 pagi. (Baca:Begini Bus Koantas Terguling di Pondok Indah)
Kakak Kandung Zulgani, Syarifudin, terlihat sibuk menelepon. Umar Said, kakak ipar Zulgani, tampak memeluk istrinya, Zarnita yang tidak lain adalah kakak kandung korban. “Yang sabar Bu, udah. Kita masih ada Ibu yang sakit dan perlu dirawat,” kata Umar Said menenangkan Zarnita yang tengah menangis.
Zulgani yang tinggal di Kebayoran Lama berasal dari Padang, Sumatera Barat. Ia merantau ke Jakarta baru sebulan lalu. Sang ibu sakit stroke. Zulgani harus membawa Ibunya merantau ke Jakarta untuk dirawat oleh sang kakak, Zarnita.
Zulgani yang buta huruf akhirnya memutuskan mencari penghidupan. Tak ada bekal pendidikan layak, ia memilih pekerjaan sebagai kernet Koantas Bima 102 trayek Ciputat – Tanah Abang. “Dia itu anak baik, meski punya kekuarangan. Baru aja kerja semingguan ini,” tutur Umar Said kepada Tempo mengenang almarhum.
Naas memang nasib Zulgani. Pemuda lajang itu terjepit selama satu jam ketika bus terguling di kawasan Jalan Pondok Indah. Tubuhnya kini kaku terbujur di ruang jenazah memperlihatkan tanda hitam di bagian dada. (Baca: Bus Koantas yang Terguling Menewaskan Satu Orang)
Satpam Rumah Sakit Fatmawati, Andi, Zulgani terlihat masih bernapas ketika tubuh lukanya tiba di Rumah Sakit. Tak lama, dokter memberikan suntikan resus kepada Zulgani untuk membuat organ tubuh tetap bekerja. Namun berselang lima menit, Zulgani tak bisa bertahan dan meninggal. “Kondisinya memang cukup parah, jadi tidak lama bertahan” kata Dokter Ani, Duty Manager yang bertugas di Rumah Sakit Fatmawati.
Ketiga orang keluarga Zulgani yang ditemui oleh Tempo tengah membicarakan perihal pemakaman pemuda Padang itu. Namun, mereka masih berat menyampaikan kepada sang Ibu yang tengah sakit bahwa adik bungsu mereka meninggal. “Aku nggak tahu harus bilang apa ke Ibu,” tutur Zarnita. Ketiga kakak Zulgani berpelukan saling menguatkan.
Sebelum meninggal, Zulgani sempat memberikan uang saku kepada keponakan-keponakannya. Menurut Umar Said, uang tersebut adalah hasil THR menjelang Lebaran. Tak banyak memang, hanya Rp 20 ribu. Pukul 11 petang kemarin, Jumat 9 Agustus 2013, Zulgani berpamitan berangkat kerja. Rupanya hari itu menjadi kali terakhir mereka melihat Zulgani hidup. (Baca: Jerit Histeris Penumpang Koantas Sebelum Terguling )
NURUL MAHMUDAH
Berita terkait
Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan
1 hari lalu
Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.
Baca SelengkapnyaKNKT Ungkap Bus Putera Fajar yang Alami Kecelakaan di Subang Diubah Bentuk: Dari Normal Deck jadi High Deck
1 hari lalu
KNKT masih menganalisis ada atau tidaknya pengaruh perubahan bentuk bus pariwisata yang tidak semestinya hingga menyebabkan kecelakaan maut.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Pengusaha Tavel: Bukan Stop Study Tour Tapi Pemerintah Harus Edukasi
1 hari lalu
Pengusaha travel meminta pemerintah jangan menghentikan kegiatan study tour karena adanya kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.
Baca SelengkapnyaEvaluasi Kecelakaan Bus di Subang, Menhub Bakal Tindak Lanjuti Ide Uji Kir Bisa Dilakukan Swasta
1 hari lalu
Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kementeriannya bakal menindaklanjuti usulan penerapan uji kir.
Baca SelengkapnyaTersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa
1 hari lalu
Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang, Polisi Akan Periksa Semua Pihak yang Terlibat
1 hari lalu
Kakorlantas Polri Aan Suhanan mengatakan akan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam kecelakaan bus SMK Lingga Kencana di Subang.
Baca SelengkapnyaRS Bhayangkara Brimob Ungkap Kondisi Korban Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana
1 hari lalu
Doktes spesialis ortopedi RS Bhayangkara Brimob sebut kondisi korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok saat pertama ditangani.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus Putera Fajar di Subang, KNKT: Sopir Kurang Istirahat dan Kendaraan Tidak Layak Jalan
1 hari lalu
Kasus kecelakaan bus ilegal tidak bisa ditindaklanjuti oleh Kementerian Perhubungan.
Baca SelengkapnyaBus Trans Putera Fajar Lima Kali Ganti Kepemilikan dan Modifikasi Body saat KIR Sudah Tak Berlaku
1 hari lalu
Kemenhub sebut Bus Trans Putera Fajar yang alami kecelakaan maut dalam perjalan ke Ciater, Subang sudah 5 kali ganti kepemilikan dan modifikasi body
Baca SelengkapnyaPolda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
2 hari lalu
Polda Jabar telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus itu.
Baca Selengkapnya