Aksi William James Vahey di JIS tak pernah terungkap. Namun, pada 2014, aksi William terungkap lebar ketika pembantunya mencuri flash disk William berisi kegiatan pedofilnya dari tahun 2008. Saat itu William bekerja di American Nicaragua School. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Jakarta International School Harry Ponto mengatakan sekolah tetap mempertahankan status guru yang mengalami penundaan deportasi. Para guru itu termasuk mereka yang melapor ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pencemaran nama baik oleh ibu korban kedua JIS.
"Sekolah tidak mungkin membiarkan mereka. Sekolah tetap bertanggung jawab atas mereka. Jadi, mereka tidak dicopot," kata Harry saat dihubungi Tempo pada Kamis, 12 Juni 2014. (Baca: Tiga Guru JIS Laporkan Dugaan Pencemaran Nama Baik)
Menurut Harry, para guru yang disebut terindikasi terlibat dalam kasus kekerasan seksual di JIS tidaklah benar. Informasi itu mencuat setelah Dewi Reich Delvozo, ibu korban berinsial AL, mengirimkan e-mail yang menyatakan keterlibatan guru. Menurut dia, Dewi telah mencemarkan nama baik guru JIS karena tidak memiliki bukti. Pengaduan Dewi kepada polisi pun disebut tidak sesuai dengan keterangannya saat rapat orang tua murid pada April 2014.
Sebanyak tiga tenaga pendidik Jakarta International School mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan atas dugaan pencemaran nama baik. Mereka merasa dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap muridnya.
Ketiga tenaga pendidik itu adalah Kepala Sekolah TK dan SD Elsa Donohue berkewarganegaraan Amerika Serikat, Neil Betlemen staf SD berkewarganegaraan Kanada, dan Ferdinan Cong asisten guru SD kelas 1 berkewarganegaraan Indonesia. "Donohue dan Neil termasuk yang deportasinya ditunda," katanya.
Walkot Pematangsiantar Temui Anak Korban Pencabulan
2 jam lalu
Walkot Pematangsiantar Temui Anak Korban Pencabulan
Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, temui bocah korban pencabulan untuk memberikan semangat dan motivasi, di RSUD dr Djasamen Saragih, Selasa, 21 Mei 2024.