Foto Bhayangkara Dua (Bharada) Riski Dwi Wicaksono di Dusun Popohon, Sentul, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, 3 Juli 2014. Bharada Riski merupakan Detasemen B Satuan III Pelopor Marko Brimob Kelapa Dua, Jakarta, yang tewas dikeroyok orang tak dikenal di Depok, Jawa Barat, 1 Juli 2014. TEMPO/Abdi Purmono
TEMPO.CO , Jakarta: Orangtua Bhayangkara Dua (Bharada) Rizky Dwi Wicaksono, Yudi Utomo dan Rianah pernah tak menyetujui niat anaknya untuk menjad polisi.
Bharada Rizky adalah anggota Detasemen B Satuan III Pelopor Markas Komando Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang tewas dikeroyok sepuluh orang bersenjata tajam dikenal di sekitar halte Universitas Indonesia, Lenteng Agung, pada Selasa dinihari, 1 Juli 2014. (Baca: Pembunuh Incar Anggota Brimob Rizky dari Markas)
"Saya dan istri sempat melarang Rizky jadi polisi. Saya minta dia kuliah saja," kata Yudi, ayah Rizky. Namun ia tak bisa melarang putra bungsu dari dua bersaudara tersebut. "Akhirnya kami merelakan dia jadi polisi. Saya sekeluarga tidak menyesali keputusan kami dulu." (Baca: 20 Menit Terakhir Brimob Rizky Sebelum Dibunuh)
Dua hari sebelum meninggal pun, Risky sempat berkirim pesan pendek dan menelepon orangtuanya. Ia bilang ingin menikmati cuti enam hari sepulang mengikuti Ekspedisi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014 di Pasuruan, dengan berkumpul bersama keluarga tante dan pamannya, serta orangtua dan abangnya.
"Bilangnya ke saya mau bikin kejutan. Ia minta saya dan suami datang, katanya sudah kangen sekali. Tapi tak tahunya," ujar Rianah sambil terisak.