TEMPO.CO, Bekasi - Keluarga Rani Heryani, 33 tahun, mengaku sudah mendapat firasat perihal kematian Rani. Firasat itu dirasakan oleh ayahnya, Erkim Mustofa, 64 tahun, saat berada di Madinah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji.
"Waktu di Madinah rasanya ingin buru-buru pulang," kata Erkim saat berbincang dengan Tempo di rumah duka, Perumnas 1, Jalan Anggrek 4 Nomor 327, RT 11 RW 7, Kelurahan Jaka Sampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jumat, 7 November 2014. (Baca: Mendiang Manajer Cantik Ditemukan Nyaris Telanjang)
Saat itu, kata Erkim, yang terbayang rumah Rani di Cluster Trevista Blok B 4 Nomor 33, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. "Pokoknya ingin sekali istirahat di sana," kata Erkim. Ia tidak menyangka, kalau keinginan itu firasat sebelum Rani tewas dibunuh. (Baca: Rani, Manajer Cantik di Mata Keluarga)
Keluarga mengetahui Rani tewas pada Selasa siang, 4 November 2014. Keluarga datang ke rumah Rani karena perempuan itu sudah empat hari tidak berkabar berita. Apalagi Sabtu, 1 November 2014, Rani tidak datang saat orang tuanya pulang dari Tanah Suci. "Kami pulang haji Sabtu, Jumatnya dia sudah tidak ada," kata Tutiarti, 60 tahun, ibunda Rani.
Keluarga kaget melihat jasad Rani dalam kondisi membusuk di dalam rumahnya. Bahkan, nyaris telanjang. Belakangan diketahui daster yang dipakai Rani robek karena ditarik tersangka sebelum korban ditikam lehernya menggunakan pisau dapur.
Polisi telah menangkap dan menetapkan Surono Tri Mulyo, 32 tahun, sebagai tersangka. Lelaki yang tercatat sebagai anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bekasi itu adalah mantan adik ipar korban.
Berdasarkan pengakuan Surono, motif pembunuhan itu adalah masalah utang-piutang. Surono datang ke rumah korban untuk meminta bantuan Rani terkait dengan utang-piutang itu. Rani menolak untuk campur tangan. (Baca: Pengakuan Blakblakan Pembunuh Manajer Cantik)
Penolakan itu membuat tersangka kesal dan akhirnya bertindak kasar. Korban berusaha melawan dan berteriak meminta tolong. "Saya panik, langsung membungkam mulutnya pakai tangan," kata Surono.
Masih dalam keadaan panik, tersangka lari ke dapur dan mengambil pisau. Alat itulah yang kemudian digunakan untuk membunuh korban. Setelah itu tersangka mengunci pintu rumah Rani dan kabur.
ADI WARSONO
Berita lain:
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Yusril Ihza Kritik Tiga Kartu Jokowi
Dubes AS: Menteri Susi Tangguh