Seorang pengendara membeli kerak telor di luar arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, (11/6). Joko Widodo akan mengubah Jakarta Fair menjadi Pesta Rakyat dalam menampung sejumlah pedagang kecil untuk berdagang di arena PRJ. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Pembukaan Pekan Raya Jakarta Senayan pada Sabtu, 30 Mei 2015, diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Dalam acara itu, Djarot disuguhi makanan salah satunya kerak telor. Rupanya, panitia belum membayar kerak telor suguhan itu kepada pedagang.
Ahmad Kurniawan, pedagang kerak telor yang memakai baju hitam ini mengeluh soal tersendatnya pembayaran tersebut. Ia menuturkan panitia memesan 15 kerak telor. "Itu buat Pak Djarot saat dia datang kemarin," kata Ahmad sambil menyiramkan serundeng kelapa di atas wajan berisi ketan dan telor bebek, Senin 1 Juni, 2015.
Pedagang ini menuturkan, kerak telor yang dipesan itu beragam. Ada yang terbuat dari adonan yang dicampur telor ayam dan telor bebek. Untuk telor ayam, dia menjualnya dengan harga Rp 18 ribu sedangkan untuk telor ayam dihargai Rp 20 ribu.
Sampai saat ini pedagang ini masih sabar menunggu bayaran. Namun, kalau tidak mau bayar dia akan mendatangi panitia. "Saya tunggu hingga hari PRJ terakhir saja," kata dia sambil memotong empat kerak telor dan menyiraminya dengan bawang goreng.
Saat dikonfirmasi Tempo, Direktur Utama PT Pradana Grasindo Convex Grace Mangundap mengaku tidak tahu ihwal belum dibayarnya duit untuk suguhan makanan Djarot. Grace berniat menindaklanjuti dengan memanggil bendahara panitia pelaksana untuk melunasinya. "Kami akan bayar," kata ketua panitia PRJ Senayan ini.
Adapun, pengunjung tak perlu membayar bila ingin mengunjungi PRJ yang diselenggarakan di parkir timur Senayan. Acara ini berlangsung sejak Sabtu, 30 Mei 2015, hingga Jumat, 5 Juni 2015.