Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengunjungi Stasiun Jakarta Kota di Jakarta, 21 Juni 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ternyata sudah meneliti harga-harga barang di Jakarta Book & Edu Fair 2015 sebelum mengkritik panitia penyelenggara. “Saya kirim mata-mata dan ketika laporan masuk saya kaget,” kata dia di Balai Kota, Selasa, 28 Juli 2015.
Pada Senin kemarin, Ahok memarahi penyelenggara seminar di Parkir Timur Senayan itu lantaran menjual alat tulis menulis-menulis yang lebih mahal dari harga toko.
Awalnya, menurut Ahok, dia menerima laporan soal harga perlengkapan sekolah yang melambung tinggi di pameran. Karena itu, sebelum berangkat meresmikan pembukaan pameran, dia mengirim "mata-mata" untuk mengecek harga dan membandingkannya dengan produk serupa di toko lain.
Data itulah yang kemudian dia beberkan saat mengunjungi pameran tersebut kemarin. Di antaranya, harga satu boks pulpen di pameran Rp 40.000, padahal di toko cuma Rp 30.000. Lalu harga buku tulis kampus dihargai Rp 42.000 per pak, di tempat lain cuma sekitar Rp 37.000.
Satu pak buku gambar dijual Rp 55.000 di pameran itu, jauh lebih mahal dari harga di Pasar Asemka atau Tanah Abang yang cuma Rp 27.000. "Ada yang lebih kurang ajar lagi, lihat harga tas," kata Ahok. Di pameran, merek terkenal kata Ahok, harganya Rp 170 ribu, sementara di Tanah Abang Rp 75.000.
Ahok mengaku tak menyangka pameran yang menyasar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) itu justru "mencekik" dari sisi harga barang. Itu yang membuat dia murka. “Makanya saya pikir-pikir, bagaimana cara saya marah tapi tak keluar kata-kata kotor di depan anak-anak,” ujarnya.
Menurut Ahok, pemegang kartu KJP sebaiknya tidak membeli perlengkapan sekolah di pameran itu. Dia merekomendasikan pemegang kartu untuk belanja tempat lain meski tak mendapat diskon. Ahok menjamin para pelajar dapat menggunakan Kartu Jakarta Pintar untuk bertransaksi di banyak toko perlengkapan sekolah lain. “Cari saja toko di Tanah Abang yang ada stiker jaringan ATM Bersama atau Prima,” ujarnya.
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
4 hari lalu
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
KPU Provinsi DKI Jakarta memastikan duet Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan terwujud.