TEMPO Interaktif, Jakarta:Manajer PLN untuk wilayah pelayanan Bandengan, Indra Sofnil mengungkapkan para penghuni 600 unit rumah susun bertingkat (rsb) Tanah Merah Penjaringan, Jakarta Utara menunggak listrik hingga Rp 1,2 miliar. Karena itu PLN pada Rabu (7/12) pagi terpaksa memutuskan aliran listrik. “Paling lama (warga yang menunggak) 54 bulan. Paling sebentar sebulan,” kata Indra. RSB Tanah Merah terdiri dari 13 blok yang masing-masing dihuni oleh 120 kepala keluarga. Rencananya PLN akan memutus jaringan listrik di semua blok kecuali di blok A, C, E, F, dan G. Tapi baru blok b, H, dan J yang diputus, ratusan warga menghalangi petugas yang akan melakukan pemutusan.Sebanyak 150 warga, mendatangi kantor PLN Bandengan untuk memita listrik dinyalakan kembali. Perwakilan warga diterima oleh Indra. Keduanya melakukan perundingan dengan disertai kepala pengelola PD Sarana Jaya, Arjan Kiswani.Sebelumnya, PD Sarana Jaya yang mengurusi tagihan listrik penghuni. “Tapi sejak 14 Februari 20022, kami tidak lagi mengurusi. Penghuni langsung membayar,” ungkap Sarjan.Penghuni rupanya tidak banyak yang tahu hal itu. Apalagi, sejak membayar listrik sendiri PD Sarana Jaya memberi subsidi listrik ke penghuni sebesar Rp 7500/unit/bulan. “Akibatnya banyak yang menunggak,” kata Suwono, penghuni Blok H lantai tiga yang sudah tinggal selama tujuh belas tahun.Perundingan ini membuahkan kesepakatan penghuni harus melunasi tagihan dan rekening berjalan dalam waktu dua belas bulan. Pada tahap pertama, mereka harus membayar selama tiga bulan sekaligus. Ibnu Rusydi