Presiden RI Joko Widodo didamping Ketau DPR Setya Novanto, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat menyaksikan final Piala Presiden 2015 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 18 Oktober 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Bola panas audit pembelian Rumah Sakit Sumber Waras oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melambung jauh, lalu memantul ke banyak tempat. Setya Novanto dan Luhut Pandjaitan, dua nama yang sedang hangat dibicarakan dalam rekaman calo saham Freeport, juga terseret.
Para petinggi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dikabarkan meminta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto pada Agustus lalu agar meminta Presiden Joko Widodo tak ikut campur dalam urusan Sumber Waras. Lobi itu terjadi dua bulan setelah audit yang menyatakan pembelian 3,1 hektare lahan Sumber Waras terindikasi merugikan negara Rp 191 miliar.
Menurut seorang sumber di BPK, serangan terhadap Ahok akan terganggu jika Jokowi turun tangan. Jamak diketahui jika Jokowi punya hubungan dekat dengan Ahok sejak keduanya terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Jokowi bahkan acap meminta pendapat Ahok tiap kali akan membuat keputusan penting.
Lobi Setya Novanto itu terjadi di sela pertandingan final sepak bola Piala Presiden pada 18 Oktober lalu. Setya Novanto--yang duduk bersebelahan dengan Ahok mengapit Jokowi--menanyakan langsung persoalan Sumber Waras. Menurut orang dekatnya, Setya menawarkan jasa untuk meredakan gonjang-ganjing Sumber Waras, tapi ditolak Ahok.