Petugas Polisi menggiring sejumlah preman setelah menangkapnya dii Kampus Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Tomang, Grogol, Jakarta, 24 Agustus 2016. Kericuhan terjadi menjelang pelantikan Yayasan baru bernama Edi Hamid oleh rektor kampus tersebut. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di kampus Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat, dibawa ke Polda Metro Jaya. Mereka yang diduga sebagai preman kemudian digiring ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.
Berdasarkan pantauan Tempo di depan gedung SPKT, polisi sedang mendata mereka. Salah seorang petugas yang ikut mendata, Komisaris Armaini, mengatakan mereka yang didata berjumlah 71 orang. "Mereka datang ke kampus Trisakti dengan menggunakan name tag Yayasan Trisakti," kata Armaini di Mapolda Metro Jaya, Rabu, 24 Agustus 2016.
Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui mereka masuk ke kampus Trisakti sejak dinihari dengan mendorong pintu gerbang kampus. Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya senjata tajam. "Mereka diduga orang bayaran dan kami sedang mencari orang di belakang mereka," tuturnya.
Menurut pengakuan petugas keamanan kampus, kata Armaini, selain menggunakan name tag yayasan, puluhan orang tersebut mengenakan cadar sehingga sulit dikenali. "Mereka datang saat petugas satpam akan tidur karena sudah malam," katanya.
Armaini menuturkan polisi sudah mengamankan kamera pengintai di tempat kejadian. Namun ia mengaku polisi belum memeriksa kamera tersebut. Dugaan sementara, kisruh tersebut dipicu persoalan internal antara Yayasan Trisakti dan pengurus rektorat.