Guru Minta Potongan Dana Infak Dihapus

Reporter

Editor

Senin, 11 September 2006 22:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sebanyak 60 guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Tangerang mendatangi kantor DPRD Kabupaten Tangerang hari ini. Mereka meminta pemerintah menghapus iuran infak sebesar Rp 10 ribu per bulan yang diptong dari gaji mereka.Menurut para guru, potongan yang berlaku sejak 1999 itu tak jelas peruntukannya. "Sampai kini kami tak tahu bagaimana pemakaian uang itu," kata koordinator para guru Agus Supriyadi. Meski potongan itu cuma Rp 10 ribu per bulan per orang, menurut Agus, totalnya menjadi besar juga. Maklum, di Kabupaten Tangerang ada sekitar 1.500 orang guru tetap dan 3.500 orang guru bantu sekolah yang terkena pemotongan itu, Selain itu, para guru juga mengaku keberatan dengan potongan dana kematian, dan pensiun, dan dana mutasi sebesar Rp 3.500 per bulan. "Pungutan-pungutan itu tak jelas larinya ke mana," kata Agus. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Muhyi Syarifudin mengatakan, pungutan infak akan dihapuskan pada September ini. Bupati Tangerang, kata dia, sebenarnya sudah memerintahkan penghapusan potongan itu sejak dua tahun lalu. Joniansyah

Guru

Berita terkait

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

2 jam lalu

Begini Cara Kemendikbud Atasi Persoalan Guru yang Belum Tersertifikasi

Kemendikbudristek upayakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan dengan berfokus pada perolehan sertifikat pendidik.

Baca Selengkapnya

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

19 jam lalu

Ingin Profesi Guru Diminati, Kemendikbud Percepat Transformasi PPG

Transformasi ini diwujudkan dalam kebijakan putra daerah yang diprioritaskan menjadi calon guru.

Baca Selengkapnya

Ini 5 Program Prioritas Kemendikbud untuk Guru, dari Guru Penggerak hingga PPPK

1 hari lalu

Ini 5 Program Prioritas Kemendikbud untuk Guru, dari Guru Penggerak hingga PPPK

Dirjen GTK Nunuk Suryani berharap, semua akan menjadi guru profesional yang sudah tidak lagi pusing memikirkan kesejahteraan dengan fokus pada peningkatan kompetensi.

Baca Selengkapnya