Sebuah mobil polisi lalu lintas berkeliling membawa monitor pengumuman Uji coba pembatasan kendaraan ganjil genap di Jalan MH Thamrin, Jakarta, 26 Agustus 2016. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan sistem nomor polisi ganjil genap dinilai lebih efektif daripada sistem three in one. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Mengatasi kemacetan lalu lintas akibat proyek pelebaran jalan (detour) di kawasan Pancoran, Kepala Dinas Perhubungan Andri Yansyah menggelar rapat koordinasi (rakor) di Direktorat Laluintas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Pertemuan membahas antisipasi dampak pembangunan jalan layang Pancoran dan underpass Kuningan.
Andri mengatakan untuk mengoptimalkan ruas jalan dari arah timur ke barat dari lampu merah di Pancoran arah Kuningan, maka kontraktor, yaitu Nindya Karya, diminta segera menyelesaikan pembangunan jalan memutar (detour) di tanah milik Wisma Dirgantara. "Sehingga, bisa menambah ruas jalan baru.” Andri menyatakan dalam pesan tertulisnya, Senin, 10 April 2017. Lahan itu dulu dikenal dengan Markas Besar TNI Angkatan Udara, kini sudah dibebaskan.
Untuk mempercepat pengerjaannya, ruas jalan dari timur ke barat ditutup sejak lampu merah Pancoran sisi depan Wisma Dirgantara mulai pukul 23.00 sd 04.00. Andri menjanjikan pembangunan jalan memutar itu rampung kurang dari sepekan.
Sedangkan kontraktor Adhi Karya akan membongkar lokasi kerja di depan gedung Bank Bukopin. Hal itu dilakukan karena pekerjaan di lokasi itu baru dimulai setelah pembangunan jalan layang Pancoran selesai sehingga bisa menambah ruas lajur di jalan itu.
Dinas Perhubungan juga akan menambah periode lampu hijau di Kawasan Kuningan dari arah timur menjadi 180 detik pada pagi hari. Dengan begitu, Andri berharap hal itu bisa membantu mengurangi kepadatan di simpang Kuningan.
Sistem buka-tutup dengan prioritas penutupan exit tol diberlakukan di exit tol Pancoran pada pagi hari. Dinas Perhubungan juga membongkar separator bus Transjakarta di ruas Tegal Parang arah lampu merah Kuningan. “Agar bisa digunakan bersama oleh bus Transjakarta dengan kendaraan yang lain," ujar Andri.