Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Bayi Debora, Ini Profil Direktur Baru RS Mitra Keluarga

image-gnews
Direktur baru RS Mitra Keluarga Kalideres yang baru, dr. Jocelyn Adrianto di Gedung Graha Niaga, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Oktober 2017. Dewi/Tempo
Direktur baru RS Mitra Keluarga Kalideres yang baru, dr. Jocelyn Adrianto di Gedung Graha Niaga, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Oktober 2017. Dewi/Tempo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Jocelyn Adrianto ditunjuk sebagai Direktur RS MItra Keluarga Kalideres yang baru setelah rumah sakit itu dikenakan sanksi perombakan manajemen terkait kasus Bayi Debora. PT Ragam Sehat Multifita, pemilik Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres mengumumkan restrukturisasi manajemen RS itu pada Selasa, 24 Oktober 2017.

"Kami telah mengangkat dr Jocelyn Adrianto sebagai Direktur baru RS Mitra Keluarga Kalideres," kata Nurvantina Pandina, Juru Bicara Holding RS Mitra Keluarga Nurvantina Pandina di Lantai 28 Gedung Graha Niaga pada Selasa, 24 Oktober 2017.

Jocelyn Adrianto, usia, 39 tahun, menggantikan posisi direktur sebelumnya, dr. Fransisca Dewi. Sebelumnya, Jocelyn merupakan Direktur di RS Mitra Keluarga Cibubur sejak Agustus 2017. Dia merupakan lulusan Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Sarjana Kedokteran dari Universitas Padjajaran.

Jocelyn memulai karir sebagai Dokter Umum di RS dr. Oen Surakarta pada tahun 2003. Kemudian dia menjabat sebagai Manager Klinik di PT. Heinz Indonesia tahun 2004-2006. Pada 2007-2008, Jocelyn menjadi Quality Manajement Representative (QMR) di RS Awal Bros Tangerang. Di rumah sakit yang sama, Jocelyn menjabat sebagai Medical Support Manager pada 2008-2010.

Baca: Kasus Bayi Debora, RS Mitra Ganti Direktur dan Manajemen Baru

Jocelyn diangkat sebagai Deputi Director di RSIA Evasari Awal Bros pada Januari 2011-Juni 2011 dan Corporate Hospital Support and System Manager di Awal Bros Group pada Juli 2011-Juni 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karir Jocelyn semakin menanjak pada Oktober 2014, dia diangkat menjadi Direktur RS Awal Bros Tangerang hingga Oktober 2016. Setelah itu menjabat sebagai Corporate Medical Director di Awal Bros Group hingga Juli 2017. Pada 1 Agustus 2017, Jocelyn mulai bergabung dengan Mitra Keluarga Group sebagai Direktur RS Mitra Keluarga Cibubur.

"Sederet pengalaman itu yang membuat kami menganggap Jocelyn berkompeten untuk menjabat posisi Direktur RS Mitra Keluarga Kalideres," kata Nurvantina.

Sebagai direktur baru, Jocelyn mengatakan dirinya akan berupaya keras untuk memulihkan kembali nama baik RS Mitra Keluarga Kalideres setelah kasus meninggalnya Tiara Debora Simanjorang atau Bayi Debora di RS itu. "Saya sudah mulai menjalin komunikasi dengan berbagai pihak dan meningkatkan kompetensi manajemen dengan berbagai diklat, " kata Jocelyn saat ditemui di lokasi yang sama.

Bayi Debora, usia empat bulan, meninggal pada 3 September 2017 lalu. Orangtua Debora meyakini bayi mereka meninggal karena RS Mitra Keluarga enggan memberikan perawatan di ruang PICU hanya karena mereka tidak bisa melunasi uang muka perawatan saat itu juga.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

23 jam lalu

Reaksi seorang pelayat saat memegang jenazah seorang anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di rumah sakit Abu Yousef al-Najjar di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 6 Mei 2024. Otoritas Palestina mengatakan bahwa lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah


Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

2 hari lalu

Rumah sakit lapangan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan. Sumber: ICRC
Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.


Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau fasilitas dan pelayanan kesehatan di RSUD Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatra Utara, pada Jumat, 15 Maret 2024. Jokowi melihat proses pelayanan BPJS Kesehatan yang dia klaim sudah baik. Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.


Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

2 hari lalu

Petugas melayani peserta BPJS Kesehatan di kantor cabang Proklamasi, Jakarta.
Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.


Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

3 hari lalu

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.


Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

6 hari lalu

Ilustrasi pameran kesehatan/Surabaya Hospital Expo
Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia


Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

6 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. indiatoday.in
Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.


Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

9 hari lalu

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

Progres pembangunan RS Muara Badak berjalan positif tanpa ada hambatan yang berarti.


Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.


Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

10 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.