TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Letty Sultry, korban penembakan yang tewas dibunuh suaminya sempat berteriak meminta tolong kepada rekan-rekannya sebelum ditembak. Alih-alih menolong, semua rekan Letty yang berada di lokasi penembakan justru kabur ke luar klinik.
Nur, 43 tahun, warga yang tinggal di gang sebelah Klinik Azzahra Medical Center di Jalan Dewi Sartika Nomor 352, Cawang, Jakarta Timur, mengatakan, pada Kamis, 9 November 2017, pukul 14.00 WIB, menyaksikan salah seorang karyawan, Nabila, keluar dari klinik dengan wajah ketakutan.
“Dia (Nabila) bilang, dokter Letty minta tolong waktu ditodong pistol, tapi Nabila takut dan kabur keluar. Enggak lama setelah itu terdengar suara tembakan," kata Nur saat ditemui Tempo, Kamis malam, 9 November 2017.
Menurut Nur, suara letusan pistol yang ditembakkan pelaku mengejutkan warga. Mereka segera memenuhi lokasi tersebut. Banyak orang berdatangan, namun tidak ada yang mendekati pelaku penembakan, apalagi mencegah, karena pelaku membawa senjata api.
Nur menjelaskan, situasi ketika kejadian itu sangat menegangkan dan masyarakat kaget ketika mengetahui pelaku penembakan ternyata suami korban sendiri, dokter Hilmi. "Kita semua pada kaget, kok tega-teganya suami membunuh istri seperti itu," kata Nur.
Sunarto (43), pedagang mi ayam menyaksikan Hilmi keluar dari Klinik Azzahra dengan santainya. "Bisa-bisanya pas keluar mukanya (dr. Hilmi) kayak orang enggak berdosa abis nembak istrinya," kata Sunarto.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, pelaku penembakan, Hilmi, menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya dua jam setelah melakukan aksi kejam tersebut. "Kemudian di penjagaan diperiksa oleh anggota jaga dan ditemukan senjata api," kata Argo.
Dugaan sementara, pelaku penembakan membunuh istrinya karena tidak terima korban mengajukan gugatan cerai. Hilmi lantas datang ke klinik Azzahra, tempat Letty bekerja, dan menghabisi nyawa istrinya dengan enam tembakan. Pasangan suami-istri yang belum dikaruniai anak itu telah menikah selama lima tahun.