TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta memulai hari pertama penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk mewadahi para pedagang kaki lima (PKL) pada Jumat, 22 Desember 2017. Sejumlah masalah jadi keluhan pengguna jalan.
Pejalan kaki, Andriyadi, 28 tahun, mengatakan dia melihat banyak PKL yang masih berjualan di trotoar meski pemerintah sudah menyediakan lapak khusus di badan Jalan Jatibaru Raya.
"Trotoar belum steril. Masih banyak PKL dan mengganggu pengguna jalan," kata warga Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, itu kepada Tempo.
Baca: Begini Konsep Anies Baswedan Menata Kawasan Tanah Abang
Menurut dia, petugas belum tegas memindahkan PKL dari trotoar di sekitar Jalan Jatibaru Raya dekat Stasiun Tanah Abang. Seharusnya ada petugas yang berjaga agar PKL liar tidak kembali ke trotoar yang menganggu pejalan kaki.
Wastuti (32) mengatakan, penempatan PKL di badan jalan justru meninggalkan banyak sampah. Setelah Jalan Jatibaru kembali dibuka pada pukul 18.00 WIB, banyak sampah PKL yang tertinggal.
"Ini malah sampah menumpuk dibiarkan. Sampah jadi kemana-mana terbawa kendaraan yang lewat."
Menanggapi keluhan pejalan kaki, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan, penutupan jalan untuk mewadahi PKL masih diujicoba. "Masih dievaluasi. Tapi, sudah baik ini di hari pertama," ujarnya.
Yani membenarkan masih ada sejumlah persoalan, seperti masih ada PKL liar di trotoar dan sampah yang berserakan setelah jalan dibuka. Namun, menurut dia, PKL yang di trotoar cuma satu-dua. Soal sampah PKL Tanah Abang, nanti malam dibersihkan oleh Dinas Lingkungan Hidup.