TEMPO.CO, Jakarta - Komariah, ibunda almarhum Muhammad Rizki Syahputra, 10 tahun, korban sembako Monas pada Sabtu, 28 April 2018, mengaku mendapat uang dengan permintaan khusus.
"Mereka minta agar tidak menyampaikan kronologis kejadian, tolong jangan disampaikan ke siapapun," kata Muhammad Fayyadh menirukan ucapan kliennya, Komariah, di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca Juga:
Fayyadh menyebut itu sebagai uang tutup mulut yang diberikan oleh dua anggota Relawan Merah Putih. Komariah menerima Rp 5 juta sedangkan keluarga korban tewas lainnya, Mahesa Junaedi (12), menerima Rp 10 juta.
Baca:Kronologi Bocah Meninggal Setelah ikut Pembagian Sembako di Monas
Adi, kakak dari Rizki, membenarkan dua orang tersebut datang ke rumahnya dua hari setelah kejadian yakni Senin, 30 April 2018. Dia mengingat salah satunya, yakni pria bernama Jo. Sedangkan rekan Jo berbaju coklat dan beberapa kali memotret rumahnya.
Acara hiburan dan pembagian sembako ini diadakan oleh Forum Untukmu Indonesia di Monas pada Sabtu kemarin, 28 April 2018. Karena ramainya peserta, nyawa Rizki dan Mahesa melayang sia-sia. Rizki diduga meninggal karena terinjak-injak saat mengantre makanan, sedangkan Mahesa ditengarai dehidrasi karena udara panas.
Relawan Merah Putih adalah pendukung Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 dan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI 2017. Pada 2017, Ketua DPD DKI dijabat Daud Oktavianus. Pada 2014, Koordinator Nasional dipegang oleh Charles Honoris, politikus PDI Perjuangan.
Hari ini, Charles Honoris melaporkan akun Twitter @MuchlistHassan ke Bareskrim Polri atas dugaan fitnah karena menuding dia terlibat dalam insiden pembagian sembako Monas. Charles menyatakan dirinya tak terlibat dalam acara yang digelar Forum Untukmu Indonesia di Monas pada Sabtu, 28 April 2018.
Melalui pengacara Budi Widarto, Charles Honoris membenarkan bahwa kupon pembagian sembako bergambar dirinya yang tersebar di media sosial adalah miliknya. Namun kupon itu sama sekali tidak ada kaitan dengan acara pembagian sembako di Monas yang menewaskan dua anak.
"Kupon ini memang dikeluarkan dia, tapi tempat dan hari yang lain," kata Budi Widarto di Gedung Bareskrim Mabes Polri.
Menurut dia, kupon sembako itu dicetak untuk keperluan bakti sosial di daerah Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, bukan di Monas.
Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menyatakan dirinya tak bisa dikaitkan dengan kabar dugaan uang tutup mulut untuk keluarga korban sembako Monas.
Dia menjelaskan, dirinya tak lagi berkiprah di Relawan Merah Putih, organisasi yang disebut-sebut mengirim anggota untuk memberi uang tutup mulut kepada Komariyah, ibunda korban tewas Muhammad Rizki Syahputra, 10 tahun.
Charles mengakui menjadi Koordinator Relawan Merah Putih hanya dalam kampanye Pilpres 2014 untuk mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kelompok itu dibentuk oleh Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI Perjuangan.
"Hanya itu," katanya kepada Tempo pada Kamis, 3 Mei 2018. "Saya sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan Relawan itu saat ini."
Charles pun menuturkan, laporannya ke polisi dalam kapasitas dirinya sebagai anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan. Tak ada kaitannya dengan Relawan Merah Putih dalam soal kasus bagi-bagi sembako sehingga dua bocah tewas di Monas.