TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DRPD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi khawatir bila pembangunan Stadion Taman Bersih Manusiawi Berwibawa (atau stadion BMW) dikerjakan PT Jakarta Propertindo alias Jakpro.
Prasetio menilai, Jakpro memiliki masalah sehubungan dengan pengelolaan modal yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI.
Baca : Alasan Anies Baswedan Ngotot Stadion BMW Dibangun BUMD
"Karena bukan apa-apa, sekali lagi saya ada satu melihat yang kurang baik di Jakpro," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 19 November 2018.
Prasetio menyinggung Jakpro yang tak dapat mengembalikan suntikan modal mengendap Rp 650 miliar. Awalnya, modal itu diperuntukkan mengakusisi 49 persen saham PT Astratel Nusantara di PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) pada 2013. Namun, rencana itu gagal.
Akan Dibangun Stadion, Masih Ada Warga Tinggal di Taman BMW. TEMPO/Muhammad Nafi
Jakpro malah menggunakan Rp 650 miliar untuk membiayai proyek lain, seperti power plant di Marunda berkapasitas 650 megawatt, pembelian saham di PT Food Station Tjipinang Jaya, pembelian saham PT Cinere Serpong Jaya di ruas Serpong-Cinere, dan tambahan investasi penyertaan modal perusahaan (PMP) di PT Jakarta Tollroad Development.
"Rp 650 miliar sampai sekarang tidak bisa dikembalikan," ujar dia.
Simak :
Reuni Akbar 212, Anies Baswedan Restui Digelar di Lapangan Monas
Prasetio tetap ingin Stadion BMW digarap Dinas Pemuda dan Olahraga DKI. Menurut dia, tak ada bedanya proyek penugasan itu dikerjakan Jakpro atau dinas terkait. Karena itu, Prasetio lebih memilih dinas yang langsung melelang dan menetapkan kontraktor proyek.