Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menyayangkan lambatnya proses penyelidikan pembakaran Polsek Ciracas. Mereka mengkritik polisi yang belum juga mengungkap identitas tersangka pembakar hingga hampir sepekan dari peristiwanya.
Baca juga:
Imparsial Desak Komnas HAM Investigasi Pembakaran Polsek Ciracas
"Padahal ada indikasi kuat bahwa mereka adalah oknum dari anggota TNI," kata Juru kampanye Amnesty International Indonesia, Justitia Veda, anggota koalisi itu di kantornya, Senin, 17 Desember 2018.
Koalisi menilai indikasi kuat para pelaku adalah anggota TNI terlihat dari rangkaian peristiwa yang terjadi sebelum penyerangan. Mereka merujuk kepada peristiwa pengeroyokan dua anggota TNI yang terjadi di pertokoan Arundina.
"Apalagi berdasarkan informasi bahwa para pelaku mempertanyakan pihak kepolisian apakah telah menindak pelaku pengeroyokan itu atau tidak," ujarnya.
Baca:
Pembakaran Polsek Ciracas, LBH: Simbol Negara Dilecehkan
Saat massa berkumpul di Polsek Ciracas, mereka cenderung memperlihatkan rasa tidak percaya dan tidak puas atas penjelasan polisi. Bahkan, pimpinan TNI setempat saat itu mendatangi Polsek Ciracas untuk menenangkan massa.
"Sekali lagi, Koalisi menyayangkan bahwa hingga hari ini pihak kepolisian belum juga dapat mengumumkan identitas pelaku perusakan kantor Polsek Ciracas," kata Veda lagi sambil menambahkan, "Seharusnya mudah ditelusuri."
Baca:
Perdamaian Kapten TNI dan Pelaku Pengeroyokan, Ini Kronologisnya
Seperti telah diketahui, massa akhirnya terak terbendung merusak dan membakar Polsek Ciracas. Sebanyak lima anggota polisi termasuk Kapolsek Ciracas ikut terluka.
Selain itu, dua warga pengguna jalan yang sedang melintas sempat ikut menjadi sasaraan amuk massa. Satu rumah dan satu markas ormas kepemudaan terkait tersangka pengeroyokan juga dirusak.