TEMPO.CO, Jakarta – Menjelang perayaan Imlek, kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, kembali dipadati pedagang ikan bandeng musiman. Mereka mencoba mengadu keberuntungan untuk mendapat penghasilan tambahan.
Baca: Menjelang Imlek, Wihara Tertua di Jakarta Jual Nasi Kuning Murah
Salah satunya adalah Muslih, 55 tahun. Ia sudah membuka lapak di Jalan Sulaiman, Rawa Belong, sejak empat hari lalu. "Ini hari terakhir," kata Muslih, Senin, 4 Februari 2019.
Muslih membeli bandeng dari peternak di Muara Angke, Jakarta Utara. Setiap kilogram dia beli hanya dengan harga Rp 45 ribu. Ia kemudian menjual lagi dengan harga antara Rp 60-100 ribu per kilogram. "Kalau besar, ikannya lebih mahal," ujarnya. Ia baru saja menjual bandeng seberat Rp 10 kilogram seharga Rp 500 ribu.
Muslih sudah memiliki pelanggan tetap yang rutin membeli bandengnya. Sebab, bisnis ini sudah ia tekuni sejak 2005, setiap menjelang Imlek. Sedangkan pada hari-hari biasa, Muslih bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintahan. “Saya ambil cuti, alasannya ada keperluan keluarga,” katanya.
Menurut Muslih, biasanya dia hanya mengambil cuti 4 hari. Masa cuti itu sepenuhnya dihabiskan untuk menjaga lapak. Ini rutin dilakukan karena keuntungan menjual bandeng cukup besar. Selama tiga hari terakhir saja dia telah menjual sembilan kwintal ikan Bandeng.
Untuk mendapat keuntungan dari bisnis ini, Muslih harus bekerja keras. Dibantu dua keponakannya, ia sudah mulai bekerja dari Subuh hingga pukul 22.00. Jika ikan masih ada, mereka terpaksa tetap buka hingga dinihari. Muslih menargetkan dalam sehari dapat menjual tiga kwintal bandeng.
Baca: Imlek, 8.000 Warga Tionghoa Kunjungi Vihara Dharma Bakti
Muslih mengungkapkan, pembeli ikan bandeng tidak sebatas warga Tionghoa yang merayakan Imlek. Tidak sedikit warga Betawi yang memborong bandeng-bandengnya. "Untuk dibagi-bagi ke cucu dan anak-anaknya. Mereka beli banyak," kata Muslih.
