TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Baziz DKI Jakarta, Luthfi Fathullah mengatakan pihaknya menargetkan pengumpulan zakat tahun 2019 sebanyak Rp 200 miliar. Target itu lebih tinggi Rp 5 miliar dibanding tahun sebelumnya, yakni Rp 195 miliar.
"(Naik Rp 5 miliar karena) ada masa transisi. Tahun 2020 kami targetkan Rp 300 miliar, tahun 2021 Rp 400 miliar, sampai akhir periode kami adalah Rp 500 miliar," kata Luthfi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei 2019.
Baca: Soal Perpres ASN Wajib Bayar Zakat, Jokowi: Dorong ke Meja Saya
Luthfi mengatakan zakat tersebut selanjutnya akan disalurkan kepada 1.000 penerima yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta. Menurut dia, saat ini wilayah di DKI yang paling banyak menyalurkan zakatnya melalui Baznas Baziz adalah Jakarta Selatan. Namun ia tak merinci jumlahnya.
Ia pun mengajak masyarakat Jakarta untuk menyalurkan zakatnya melalui badan resmi milik pemerintah seperti Baznas Baziz. Menurut dia, penyaluran dana zakat akan lebih terjamin sehingga dapat memangkas angka kemiskinan di Jakarta.
Baca: Potensi Zakat Fitrah di Indonesia Capai 350 Ribu Ton Beras
Soal pengubahan nama Baziz menjadi Baznas Baziz, Luthfi mengatakan hal itu terjadi sejak April 2019. Pengubahan itu seusai dengan yang diperintahkan pemerintah pusat.
Meskipun memiliki embel-embel nasional dalam namanya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan zakat yang terkumpul 100 persen akan dikelola oleh Pemprov DKI, bukan disetorkan ke pusat. "Karena itu kami mengajak seluruh jajaran dan warga DKI untuk menyalurkan zakat infaq sodaqoh ke Baznas Baziz yang nantinya akan diterima warga Jakarta," ujarnya.