Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

James Riady Kunjungi Anak-anak Pencari Suaka, Ada Apa?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Seorang anak pencari suaka beraktivitas di tempat penampungan sementara di Kalideres, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2019. Selama sepekan, hinggal tanggal 18 Juli 2019 mendatang, para pencari suaka ini akan menjadi tanggungan DKI. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Seorang anak pencari suaka beraktivitas di tempat penampungan sementara di Kalideres, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2019. Selama sepekan, hinggal tanggal 18 Juli 2019 mendatang, para pencari suaka ini akan menjadi tanggungan DKI. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri memfasilitasi Lippo Group, IOM, UNHCR, dan Pemda DKI untuk menyediakan fasilitas pendidikan bagi anak-anak pencari suaka di gedung eks Kodim, perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat.

CEO Lippo James Riady mengakui bahwa kunjungan pada Jumat sore, 25 Juli 2019 untuk melihat langsung kondisi para pencari suaka tersebut.

Dari pertemuan dan kunjungan tersebut putra pendiri Lippo Group Mochtar Riady itu mengatakan akan melakukan kerjasama dalam hal memenuhi kebutuhan dasar anak-anak pencari suaka terutama dalam hal pendidikan.

"Kami sangat bersyukur dapat di undang Kementerian Luar Negeri, Pemda DKI yakni Dinsos, UNHCR, dan IOM. Kami kesini dalan rangka seperti apa yg di inginkan pencari suaka yakni supaya ada kerjasama antara Pemda dengan pihak swasta," kata James Riady di penampungan, Jumat, 26 Juli 2019.

Bos Lippo itu menuturkan saat ini sebanyak 14.000 pencari suaka yang tersebar di seluruh Indonesia dan di Kalideres terdapat 1.400 orang yang didominasi dari Afganistan. Dari data tersebut James melihat banyak dari mereka merupakan anak-anak yang masih usia sekolah. Sehingga kata dia perlu ada pusat pembelajaran atau ruang belajar.

Rumah Sakit Siloam saat melakukan bakti Sosial dengan memberikan layanan kesehatan bagi para pencari suaka di eks Kodim, Perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat 26 Juli 2019. TEMPO/MUH HALWI

"Saya melihat banyak anak kecil jadi kami mengadakan satu helping hands outreach dimana ini akan dilakukan dengan Universitas Harapan untuk mengadakan learning center," ujarnya.

CEO Lippo itu menyebut dengan adanya kelas bagi anak-anak di pengungsian setidaknya bisa memberikan waktu luang bagi orang tua mereka melakukan pekerjaan yang lain. Selain itu kata dia hal ini juga sebagai bentuk pemberian layanan supaya anak-anak ke depan memiliki pemahaman dasar dalam belajar dan keterampilan.

Lebih lanjut Kepala Dinas Sosial Irmansyah juga mengatakan bahwa tujuan dari kunjungan CEO Lippo, Kemenlu, IOM dan UNHCR itu guna melakukan integrasi bagi para pencari suaka. Melihat banyak anak-anak dia menyebut perlu di adakan sebuah learning center.

"Tujuan James Riady, Kemenlu, IOM dan UNHCR kemarin yakni melakukan integrasi bagi para pencari suaka dalam hal melihat banyak anak-anak umur 4-7 tahun maka akan dilakukan sebuah learning center dan untuk dewasa akan dibuatkan sebuah pelatihan," katanya.

Tempo melihat dari hasil pertemuan tersebut James Riady menyediakan satu unit ruko dengan tiga lantai sebagai tempat belajar anak-anak pencari suaka. Ruko tersebut berlokasi di depan gedung eks Kodim, perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

Foto bersama para penerima penghargaan HWPA dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Mantan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda - Jakarta, 26 April 2024. Sumber: Muhammad Aldi Rahman /UNIC Jakarta
IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI


Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

24 hari lalu

Penjaga pantai membawa jenazah kecelakaan kapal migran yang mematikan di di pelabuhan Le Castella, Italia, 27 Februari 2023. Tim penyelamat mengatakan sebagian besar migran berasal dari Afghanistan, serta dari Iran, Somalia, Suriah, dan lainnya. REUTERS/Remo Casilli
Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam


Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

40 hari lalu

Sejumlah imigran etnis Rohingya yang terombang-ambing di tengah laut berjalan menaiki tangga KN SAR Kresna 232 usai dievakuasi di perairan laut Meulaboh Aceh Barat, Aceh, Kamis 21 Maret 2024. Sebanyak 69 pengungsi Rohingya yang terdiri 45 laki-laki dan 24 perempuan dievakuasi ke daratan setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik sekitar 15 mil di perairan Samudra Hindia. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

Tim UNHCR dan IOM dikerahkan ke Aceh Barat dan untuk membantu pemerintah setempat memberikan bantuan pada pengungsi Rohingya korban kapal terbalik


PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

40 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati mobil yang rusak di lingkungan Carrefour Feuilles, yang sepi karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti 19 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

PBB melaporkan bahwa 5,5 juta dari total 11,4 juta orang yang tinggal di Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan. 3 juta di antaranya adalah anak-anak


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

42 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Menlu Retno: Stabilitas di Myanmar Jadi Kunci Penyelesaian Isu Rohingya

8 Januari 2024

Sejumlah pengungsi etnis Rohingnya berada di tempat penampungan sementara di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (4/1/2024). United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) saat ini masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah, mitra kerja, dan masyarakat sekitar untuk memastikan kondisi 157 pengungsi etnis Rohingya mendapatkan keselamatan dan kelayakan tempat tinggal. ANTARA FOTO/Yudi
Menlu Retno: Stabilitas di Myanmar Jadi Kunci Penyelesaian Isu Rohingya

Menlu Retno mengatakan demokrasi dan stabilitas di Myanmar menjadi kunci penyelesaian isu Rohingya.


Pemerintah Sedang Siapkan Penampungan untuk Pengungsi Rohingya di Sumut

5 Januari 2024

Irjen Rudolf Alberth Rodja menjabat sebagai anggota Komisi Sidang Etik sekaligus Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Barhakam Polri dalam Sidang Kode Etik Profesi Polri (KEPP) terhadap mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.  FOTO/NTMC Polri
Pemerintah Sedang Siapkan Penampungan untuk Pengungsi Rohingya di Sumut

Irjen Rudolf Alberth Rodja mengatakan pemerintah tengah mencarikan penampungan untuk pengungsi Rohingya di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.


Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

4 Januari 2024

Sejumlah imigran etnis Rohingya kembali mendarat  di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh menuai polemik. Berikut beberapa catatan kontroversi penanganannya yang terjadi sejak November 2023


UNHCR Tangani 157 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Deli Serdang

2 Januari 2024

Sejumlah imigran etnis Rohingya bersama anaknya menyantap makanan bantuan dari kelompok masyarakat di penampungan sementara gedung  Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Aceh, Ahad, 31 Desember 2023. Kelompok masyarakat di Aceh menyalurkan bantuan kemanusian berupa makanan dari sumbangan warga kepada sebanyak 137 pengungsi imigran etnis Rohingya terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak anak yang masih menempati ruangan parkir gedung BMA. ANTARA/Ampelsa
UNHCR Tangani 157 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Deli Serdang

UNHCR sedang menangani 157 pengungsi Rohingya yang terdampar di Deli Serdang, Sumatera Utara.


Menangani Masalah Pengungsi, Sejak Kapan UNHCR Beroperasi di Indonesia?

31 Desember 2023

Sejumlah anak pengungsi Rohingya menikmati buah semangka bantuan dari warga Banda Aceh, setelah mereka lima kali berpindah-pindah tempat karena penolakan dari masyarakat lokal dan kini berada di penampungan sementara di Balai Meuseuraya Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Senin 11 Desember 2023. Presiden Joko Widodo kembali menyatakan Pemerintah Indonesia membantu pengungsi Rohingya dengan menampung mereka sementara dan terus berkomunikasi dengan organisasi internasional terkait seperti UNHCR untuk mencari solusi, karena penolakan dari masyarakat lokal terus terjadi seperti di Aceh. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Menangani Masalah Pengungsi, Sejak Kapan UNHCR Beroperasi di Indonesia?

UNHCR adalah sebuah badan organisasi PBB yang berfokus pada penanganan masalah pengungsi.