TEMPO.CO, Jakarta - Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB DKI Jakarta menengarai adanya potensi konflik sosial antaretnis di ibu kota pasca Pemilu 2019. Sekretaris FKUB DKI Jakarta Manuel Raintung mengatakan DKI menjadi wilayah rawan konflik, terutama yang berkaitan dengan kelompok sosial.
"Hasil dari pemilu yang lalu saya kira dampaknya (potensi konflik sosial) tentunya menjadi perhatian kami," kata Manuel seusai mengikuti pengukuhan anggota FKUB periode 2019-2024 di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Menurut Manuel, FKUB bakal berusaha mengikis kesenjangan yang berpotensi memecah belah kerukunan umat beragama. Semua elemen kerukunan, kata dia, mesti bisa memperjuangkan dan mempertahankan persatuan bangsa ini.
"Bahwa latar muka kita ada kesatuan, tapi latar belakang kita adalah keragaman. Karena itu semua elemen forum kerukunan harus memperjuangkan itu."
Sejauh ini, Manuel belum melihat adanya permasalahan agama sebagai isu yang menonjol. Sebabnya, sebagian warga DKI berpendidikan, sehingga sulit dipecah belah melalui isu agama.
"Saya kira (konflik agama) di Jakarta tidak terlalu menonjol. Tapi konflik antar etnik dan kelompok sosial masyarakat ada," ujarnya.
Agar Jakarta tidak rawan konflik, FKUB selalu mempunyai program dialog rutin ke berbagai lapisan masyarakat. Dengan adanya dialog rutin ini, ia berharap konflik agama tidak menyentuh ke ibu kota. "Kami punya tugas pokok menyampaikan aspirasi dan rekomendasi," ujar Manuel.