TEMPO.CO, Jakarta -Sejarawan JJ Rizal mengkritik soal ide terowongan Istiqlal-Katedral . Dia menyebut awal mula Masjid Istiqlal dibangun dekat dengan Gereja Katedral tak ada sangkut pautnya dengan upaya toleransi.
Karena itu, JJ Rizal menilai, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menderita busung lapar sejarah.
"Apalagi mengingat ia petugas partai yang mengaku Sukarnois. Lebih jauh juga bukan saja secara arsitektural ruang bermasalah dan ia juga mengabaikan di bawah Istiqlal berada aliran Ciliwung lama. Jadi mohon stop gimik politik," kata Rizal saat dihubungi, Selasa, 11 Februari 2020.
Pernyataan Rizal merespons ide pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral yang menghubungkan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal.
Sebelumnya, Jokowi menyetujui usulan pembuatan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Dua tempat ibadah ini terletak berseberangan. Terowongan penghubung kedua tempat ini berada di bawah tanah. Jokowi menyebutnya dengan istilah terowongan silahturahmi.
Rizal menceritakan, Masjid Istiqlal mulanya didirikan dengan tujuan membawa Tuhan lebih dekat dengan pusat-pusat kekuasaan. Musababnya, di pusat kekuasaan itu dinilai banyak godaan sehingga membuat umat Muslim lupa nilai-nilai kebajikan dan kebaikan yang diajarkan agama Islam.
Dulu Presiden dan Wakil Presiden pertama, Soekarno-Mohammad Hatta, sempat memperdebatkan letak Masjid Istiqlal. Menurut Rizal, Hatta menginginkan masjid itu berdiri megah di tengah kampung lantaran rakyat yang menderita dinilai perlu dekat dengan Tuhan.
Namun, Soekarno berpandangan lain. Soekarno, dia melanjutkan, justru mau Istiqlal didirikan di pusat kota yang dekat dengan jantung pemerintahan, seperti Istana Negara, serta kantor kementerian dan gubernur. "Sebab merekalah yang jauh lebih perlu dekat dengan Tuhan," tutur dia.
Karena itulah Masjid Istiqlal dibangun di kawasan Jakarta Pusat. Lokasinya persis bersebelahan dengan Gereja Katedral karena kebetulan. Maksudnya, Rizal menjelaskan, pemerintah memanfaatkan lahan yang tersedia di dekat Istana saat itu dan rupanya dekat dengan Katedral. Gereja Katedral terlebih dulu dibangun.
"Itu lahan yang ada dan bisa dimanfaatkan benteng tanah warisan kolonial di dekat Istana pada 1950-60an," ucap JJ Rizal lagi.