TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Kawasan Medan Merdeka, yang mencakup area Monas di dalamnya, sebagai sirkuit Formula E masih berpolemik.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengklaim sudah menerima rekomendasi untuk menggunakan Monas sebagai lintasan balap. Sementara itu Tim Cagar Budaya membantah pernyataan itu.
Menanggapi masalah ini, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo sekaligus Chairman Organising Committee (OC) Jakarta E-Prix, Dwi Wahyu Daryoto, meyakini sirkuit balapan tidak akan pindah tempat atau tetap digelar di Monas.
"Insyaallah enggak (pindah)," kata dia di Hotel Novotel, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Februari 2020.
Menurut Dwi Wahyu, pihak yang memilih Monas sebagai sirkuit adalah Formula E Operations (FEO). Menu dia, federasi itu telah melakukan survei beberapa lokasi di Ibu kota untuk dijadikan sebagai lokasi sirkuit.
"Monas itu dianggap yang paling iconic untuk mewakili Indonesia dan Jakarta," kata Dwi Wahyu. Formula E merupakan ajang balap mobil seperti Formula I tapi menggunakan mesin listrik dan bukannya bensin.
Hingga saat ini, nasib Monas sebagai sirkuit Formula E belum terang. Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menuding Anies Baswedan telah memanipulasi rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya. Prasetyo mengatakan bakal segera memanggil mantan Menteri Pendidikan itu.
Sementara itu, imbauan untuk memilih tempat lain sebagai sirkuit telah disampaikan. Salah satu oleh Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz.
Menurut dia, kawasan Gelora Bung Karno (GBK) bisa dijadikan pilihan apalagi jika bertujuan mencari keuntungan dari gelaran Formula E. "Di GBK akan lebih banyak menarik sponsor berdasarkan kajian Jakpro," kata Aziz lada Senin, 10 Februari 2020.
M YUSUF MANURUNG