TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 47.588 warga Jakarta telah melakukan uji cepat (rapid test) terkait penyebaran virus corona COVID-19.
"1.791 dinyatakan positif atau 3,8 persen. Sementara 45.797 dinyatakan negatif," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Ani Pusparini saat jumpa pers di Balaikota Jakarta, Jumat 17 April 2020.
Ani menyatakan, saat ini rapid test masih dilakukan di enam kota dan kabupaten administratif serta Pusat Pelaksana Kesehatan Pegawai.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pengetesan melalui rapid test memiliki potensi kekeliruan yang cukup tinggi. Dia mendorong meningkatkan kapasitas untuk tes polymerase chain reaction (PCR).
Anies Baswedan menuturkan potensi kekeliruan yang cukup tinggi terhadap hasil tes menggunakan rapid test dapat mengakibatkan penyebaran COVID-19 menjadi lebih luas.
“Begitu tes keluar hasilnya negatif, sementara belum terbukti negatif, padahal dia bisa jadi positif maka memiliki potensi menularkan yang cukup tinggi,” ujarnya.
Saat ini di Jakarta terdapat 23 laboratorium dalam jejaring penanganan wabah COVID-19 dengan kapasitas pemeriksaan rapid test sebanyak 4.524 per hari.