TEMPO.CO, Jakarta - Polda Papua membantah warga di Desa Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, mengungsi akibat kontak senjata antara aparat dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan warga meninggalkan kampung halaman untuk berlindung di hutan maupun kampung tetangga.
Dia menyebutkan warga yang tinggalkan rumah mereka di Kampung Pogapa bukan mengungsi. "Kalau bilang mengungsi, sebetulnya tidak," kata dia saat ditelepon, pada Jumat malam, 11 Mei 2024.
Dia menjelaskan warga yang berangkat ke hutan dan kampung tetangga sekadar mengamankan diri karena ada adu tembak. Dia mengklaim warga akan kembali setelah situasi perang reda.
"Warga hanya mengamankan diri. Setelah situasi sudah pulih, mereka kembali. Dan ini mereka sudah kembali semuanya," tutur dia.
Ignatius menilai kondisi warga desa Pogapa yang berlindung di hutan tidak bisa disamakan dengan mengungsi akibat perang seperti yang terjadi di Bosnia, Suriah, Darfur, dan Sudan. "Ya, bukan perang seperti itu. Saya kan pernah pernah penugasan PBB di Sudan juga," tutur dia.
Ia menjelaskan warga yang mengungsi itu bukan karena serangan militer TNI-Polri. Kontak senjata itu terjadi saat kelompok TPNPB masuk dan menyerang ke dalam kota dan kampung. Mereka menyerang markas kepolisian sektor Polsek dan pos komando rayon militer atau Koramil. "Masa TNI-Polri tidak membela diri. Tentunya ada kontak tembak," tutur dia.
Dia menyatakan strategi penyerangan TPNPB memanfaatkan pola gerilya. Masuk dan berbaur atau berlindung di masyarakat lalu melakukan penyerangan.
Hal ini, kata Ignatius, membuat anggota TPNPB akan sulit dibedakan dari warga sipil. "Jadi, ya itu kondisi di Papua," ucap dia.
Dia mengatakan, Polda Papua atau pemerintah daerah tak memiliki data pengungsi pascapenyerangan atau kontak senjata yang berlangsung di Kampung Pogapa, Intan Jaya. "Dari pemerintah daerah tidak melakukan pendataan," tutur dia.
Pilihan Editor: Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Rasakan Firasat tidak Enak saat Lihat Kondisi Bus