TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor meminta kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengoperasikan Kereta Rel Listrik atau KRL dengan metode yang paling tepat selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan hal itu menanggapi penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor pada Senin pagi tadi.
Penumpukan calon penumpang KRL terlihat mulai dari depan pintu masuk sampai ke halaman depan, dan mengular sampai ke dekat tangga masuk stasiun pada sekitar pukul 06.00 sampai 07.30 WIB.
Ia mengatakan Pemkot Bogor sangat mendukung dan berkepentingan untuk memulai kembali roda perekonomian di Jakarta maupun daerah sekitarnya meski masih dalam situasi pandemi COVID-19.
Menurut Dedie, penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor terjadi karena para pegawai ingin tiba tepat waktu di kantor pada hari pertama kerja lagi minggu ini.
Namun Dedie mengingatkan agar semua pihak baik penumpang, petugas kereta, maupun pengelola stasiun, tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan memperhatikan kehati-hatian. "Selama belum ditemukannya vaksin anti Virus Corona, maka faktor kehati-hatian kita harus terus ditingkatkan," katanya.
Kepada PT KCI da PT KAI, Dedie berpesan agar pada fase PSBB transisi tetap dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan Virus Corona.
"Karena potensi penularan Virus Corona dapat muncul dari kerumunan atau interaksi jarak dekat, seperti antrean tiket di stasiun dan kepadatan dalam gerbong kereta," katanya.
Sementara itu sebelumnya PT KCI telah menambahkan jam operasional KRL satu jam dari semula, pukul 04:00-20:00 WIB menjadi 04:00-21:00 WIB, mulai Senin 8, Juni 2020.
Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, penambahan jam operasional ini untuk mengakomodasi pengguna jasa KRL yang beraktivitas kembali mulai 8 Juni 2020. "Untuk mencegah penumpang kereta berdesakan, KCI mengimbau masyarakat merencanakan perjalanan dengan cermat," katanya.
Menurut dia, kemungkinan adanya antrean pengguna jasa di stasiun dan batasan kapasitas maksimal di dalam gerbong kereta bisa saja terjadi.
Namun antrean maupun kepadatan pengguna jasa KRL, kata dia, diperkirakan sulit dihindari bila pola aktivitas pengguna KRL terpusat pada pagi dan sore hari selama PSBB Transisi.