TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menargetkan 60-70 ribu penumpang per hari ketika aktivitas Ibu Kota mulai dibuka saat PSBB Transisi. Menurut dia, sulit menembus 100 ribu orang per hari seperti sebelum wabah virus corona melanda Jakarta.
"Akan sulit dicapai karena sepanjang pembatasan penumpang, social distancing diberlakukan, maka kapasitas kereta MRT tidak akan bisa menampung jumlah sebelum Covid-19 terjadi," kata William saat konferensi pers virtual, Kamis, 11 Juni 2020.
Pada hari pertama perkantoran dibuka pada masa PSBB transisi, 8 Juni 2020, penumpang MRT tercatat 12.279 orang. Sebelum masa transisi, penumpang kereta bawah tanah itu hanya 1-2 ribu orang per hari.
Jumlah penumpang MRT Jakarta terus bertambah, menjadi 12.815 pada 9 Juni dan menembus 13.308 pada 10 Juni. William memperkirakan, angka ini akan naik 20-30 ribu orang per hari mengingat kegiatan perekonomian mulai dibuka.
"Kami berharap angka itu tetap pada bulan Juni kemudian ketika pada bulan Juli nanti mudah-mudahan PSBB transisi ini berhasil," ucap dia.
PT MRT Jakarta telah melakukan survei bagaimana respons masyarakat terhadap menggunakan kereta MRT setelah PSBB berakhir. Total responden sebanyak 760 orang.
Hasil survei menunjukkan, 91 persen responden akan menggunakan MRT Jakarta setelah PSBB transisi berakhir. Alasannya beragam mulai soal efektivitas dan efisien (65 persen), jika seluruh kebijakan kembali normal (17 persen), hanya saat ada keperluan (8 persen), jika protokol kesehatan dijalankan (6 persen), dan lain-lain (4 persen).