TEMPO.CO, Jakarta -Beban kerja dokter Annisa Ratnasari mulai bertambah memasuki akhir Juli 2020. Saat itu, pasien Covid-19 semakin banyak berdatangan ke Rumah Sakit Umum Daerah Duren Sawit. Sebagian fasilitas rumah sakit khusus penderita gangguan jiwa di Jakarta Barat itu digunakan untuk menangani pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.
"Akhir Juli pasien mulai melejit. Rumah sakit (ruang isolasi) dan ICU (ruang perawatan intensif) mulai full," kata dokter berusia 26 tahun itu, Senin, 28 September 2020. Annisa merupakan satu dari 10 dokter relawan yang ditugaskan untuk menangani pasien Covid-19 sejak April 2020 lalu di RSUD Duren Sawit.
Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Jakarta Hari Ini, Pasien Positif Bertambah 1.132 Orang
Menurut Annisa, lonjakan pasien terjadi seiring langkah Pemerintah DKI menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Transisi pada 5 Juni 2020. Sebelum transisi normal baru, kata dia, pasien Covid-19 di RSUD Duren Sawit masih di bawah 100 orang. Sebulan relaksasi diterapkan, pasien yang dirawat melonjak menjadi 250 orang hingga membuat bangsal isolasi dan ICU penuh.
Lonjakan pasien tersebut, menurut Annisa, belum diimbangi dengan penambahan tenaga kesehatan. Walhasil, banyak dokter dan perawat limbung hingga mengalami burnout atau kelelahan mental melihat pasien Covid-19 yang terus berdatangan. Per hari Annisa dan dokter lainnya mendapatkan tugas untuk memeriksa sedikitnya 50 pasien.
Burnout adalah sindroma psikologis akibat respon kronik terhadap stressor atau konflik. "Agustus saya dan teman-teman sempat merasakan burnout dan kelelahan melihat pasien terus bertambah dan yang meninggal juga semakin banyak," ucapnya. "Saya bahkan sempat berpikir mau berhenti kerja saat itu."
Kelelahan mental dan fisik semakin menjadi karena tenaga medis nyaris tidak mempunyai hari libur. Waktu beristirahat bagi dokter, kata dia, hanya setelah lepas piket malam. "Setelah itu kami kerja lagi, kerja lagi, kerja lagi. Kami mulai kelelahan," ujarnya. "Belum lagi kalau ada dokter yang sakit. Kami harus menggantikan jadwal tugasnya."
Pemerintah, menurut dia, bertindak cepat merespon keadaan tenaga kesehatan yang sudah kewalahan merawat pasien. Pada awal September, Pemerintah DKI menambah tenaga kesehatan untuk seluruh rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. RSUD Duren Sawit mendapatkan tambahan 10 dokter khusus untuk penanganan Covid-19.
Penambahan tenaga kesehatan itu, kata dia, telah mengurangi sedikit beban dokter dan perawat. Namun menurut dia, pengorbanan tenaga kesehatan tidak akan berarti tanpa kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak dan sering mencuci tangan. "Jangan baru sadar ketika kita atau saudara sudah ada yang kena atau meninggal."
Dokter umum di RSUD Cileungsi itu berharap pemerintah terus mempertahankan pembatasan sosial guna menekan penularan virus corona. Pembatasan sosial, menurut dia, mampu mengurangi mobilitas warga yang berpotensi terhadap penularan virus ini. Masyarakat pun diharapkan terus meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Pembatasan sosial kembali diterapkan Pemerintah DKI selama 14 hari sejak 14 September lalu. Pemerintah memperpanjang PSBB selama dua pekan hingga 11 Oktober, karena masih harus menekan penularan wabah. "PSBB ini bagus karena berdampak terhadap penurunan pasien," ujarnya.