TEMPO.CO, Jakarta - Banjir mulai menyapa Jakarta pada Senin, 5 Oktober 2020. Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperingatkan musim hujan akan datang lebih awal.
Meski demikian, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Dudi Gardesi mengatakan 10 persen pompa stasioner di Ibu Kota, masih mengalami kerusakan.
"Setiap perbaikan terus diperbaiki. Kerusakan beraneka ragam. Tapi sebagian besar tidak sampai mati total," kata Dudi saat dihubungi, Senin, 5 Oktober 2020.
Dudi mengatakan kerusakan pompa stasioner yang paling banyak ditemukan di wilayah Jakarta Timur. Di wilayah itu kerusakan mencapai lebih dari 20 unit. "Semuanya masih dalam perbaikan."
Pemprov DKI, kata dia, mempunyai 478 pompa yang tersebar di seluruh wilayah Ibu Kota. Seluruh pompa yang ada, kata dia, meski tidak mengalami kerusakan juga harus dilakukan perawatan rutin. Sebagian pompa yang ada, kata dia, telah berusia cukup tua.
"Ada yang sudah 10 tahun usianya. Jadi perlu perawatan. Kami harus tetap menjaganya optimal saat menghadapi musim hujan."
Saat rapat penanggulangan banjir yang diunggah di akun YouTube DKI Jakarta pada, Rabu, 5 Agustus 2020, Kepala SDA DKI Juaini pernah merinci pompa yang dimiliki pemerintah.
Pompa yang tersebar di DKI, dimiliki pemerintah pusat sebanyak 102 unit di 30 lokasi. Dari jumlah tersebut sebagian pompa telah cukup lama digunakan. Pompa yang dibuat sebelum tahun 2010 terdapat 56 unit di 11 lokasi. Pompa yang berusia setelah 2010 46 unit di 19 lokasi
Sedangkan, pompa aset Pemprov DKI berjumlah 382 unit di 148 lokasi. Pompa yang dibuat sebelum 2010 mencapai 172 unit di 61 lokasi dan setelah 2010 sebanyak 210 unit di 87 lokasi. "Jika satu tahun diperlukan penggantian 30 unit, kami baru bisa selesaikan timeline 2021-2030."