Ada Artefak di Sekitar Monas
Cecep bersama timnya juga melakukan kegiatan ekskavasi di wilayah ini. Adapun penggalian arkeologi itu dilakukan di 14 titik.
Cecep menjelaskan, 14 titik itu terbagi di dua wilayah, yaitu wilayah Jalan MH. Thamrin dan kawasan Barat Daya Monumen Nasional. “Ada dua lokasi yang akan kami sampaikan, yaitu di wilayah rencana stasiun MRT Thamrin dan stasiun MRT Monas,” kata Cecep dalam webinar pada Kamis, 5 November 2020.
Cecep menjelaskan, ada 7 titik kotak galian di wilayah Jalan MH Thamrin, yaitu di depan Kantor Kementerian Agama, bagian selatan Jalan Kebon Sirih, Menara Jam MH Thamrin, di samping dan depan Kementerian ESDM, serta di depan kantor Indosat.
Sementara itu, di kawasan Monas, ekskavasi dilakukan di jalur hijau pintu barat daya Monas, taman barat daya Lapangan Merdeka Barat, di depan RSS Lapangan Medan Merdeka Barat, pagar barat Lapangan Merdeka, serta tiga titik di pelataran air mancur menari.
Ekskavasi tersebut dilakukan untuk memastikan wilayah-wilayah itu aman dan bebas dari situs bersejarah manakala dibangun fasilitas MRT fase 2 di bawah tanahnya.
Berdasarkan pemaparan Cecep, rata-rata ekskavasi yang ia lakukan hingga kedalaman 2 meter. Berbagai perkembangan fasilitas kota, seperti pipa air, kabel listrik, coran di masa lampau, dan beton terlihat saat ekskavasi.
Dari penggalian di 14 titik itu hampir semuanya ditemukan lapisan tanah uruk. Di dalam lapisan tanah itu terdapat berbagai artefak, seperti tembikar, botol, pecahan keramik, logam, hingga tulang belulang. Namun, ia memastikan kalau artefak itu bukan berasal dari kota Jakarta. “Itu bawaan dari tempat lain yang tanahnya dibawa untuk menguruk daerah ini,” kata Cecep.
Menurut dia, pengurukan tanah dalam rangga peninggian kerap dilakukan oleh pemerintah Jakarta sejak masa lampau. Tujuannya adalah untuk menghindari Kota Jakarta yang notabene berada di kawasan rendah. “Karena memang Jakarta itu rendah, sehingga banyak penimbunan untuk menaikkan permukaan tanah supaya banjir teratasi,” kata Cecep.
Salah satu cagar budaya yang terimbas pembangunan MRT fase 2 adalah Tugu Jam Thamrin yang berada di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih.
Rencananya tugu ini akan direlokasi sementara dalam rangka pembangunan PT MRT Jakarta fase 2A segmen Bundaran Hotel Indonesia-Monumen Nasional.
Guru Besar bidang Material dan Struktur Beton Institut Teknologi Bandung, Iswandi Imran menjelaskan alasan relokasi tersebut.
“Ini mau gak mau memang harus dipindahkan dulu sementara karena akan dibangun stasiun di bawahnya. Karena tadi kalau kita lihat pondasinya konflik dengan struktur di bawahnya," ujar Iswandi.
Ia merujuk pada rencana pembangunan stasiun MRT Thamrin yang berada tepat di bawah bangunan cagar budaya tersebut. Menurut dia, jika tak dipindahkan, jarak antara bagian terdalam tugu jam dengan konstruksi stasiun hanya 3 meter saja.