TEMPO.CO, Jakarta -Minat warga terhadap rapid test massal gratisan yang diadakan Polda Metro Jaya di Petamburan terbilang rendah.
Untuk hari pertama, dari 1.000 kuota per hari yang disediakan selama tiga hari, masyarakat lokasi markas Front Pembela Islam atau FPI yang mengikuti rapid test tak sampai 100 orang.
Baca juga : Ada Positif Covid-19 di Petamburan, Polisi Semprot Disinfektan Jalan Muka Markas FPI
Hambali, Ketua RT 09 RW 04 Petamburan, mengatakan warganya menyatakan ada yang setuju dan tak setuju dengan rapid test gratis itu.
"Mereka kurang menerima. Pada takut. Belum pernah merasakan (rapid test), ini baru pertama kali," kata Hambli saat ditemui di Petamburan, Jakarta Pusat, Ahad, 22 November 2020.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran mengatakan rapid test massal yang diadakan pihaknya ini memang hanya bersifat imbauan saja. Namun, ia berharap masyarakat mau dengan sukarela mengikuti tes tersebut.
"Ini imbauan keras, ya. Kami akan bujuk terus untuk ikut," kata Fadil.
Fadil memastikan pihaknya tak akan memberikan sanksi bagi masyarakat yang menolak rapid test massal. Meskipun hal itu akan membuat petugas kesulitan memetakan masyarakat yang terkena Covid-19.
Fadil menyatakan saat ini di wilayah hukumnya telah terbentuk 3 klaster baru, antara lain klaster Petamburan di pernikahan putri Rizieq, klaster Tebet saat Maulid Nabi di Majelis Taklim Al Afaf pimpinan Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, dan di Megamendung, Bogor.
Di Petamburan, Kapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang, Sekretaris dan Lurah Tanah Abang dinyatakan positif Covid-19. Mereka positif corona setelah mengawasi pelaksanaan acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan pada Sabtu pekan lalu.
Hal ini membuat polisi dan Satgas Covid-19 berusaha mencegah penularan lebih lanjut. Selain melakukan rapid test, petugas juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Jalan Ks Tubun, Petamburan.