Selain membuat sumur resapan, upaya untuk mencegah banjir dan genangan yang dilakukan oleh Sudin SDA Jakarta Selatan adalah menguras saluran, danau, embung, kali dan saluran penghubung.
Menurut Mustajab, sampai saat ini kegiatan pengurasan tersebut masih terus dikerjakan supaya kapasitas daya tampung air kala musim hujan bisa lebih besar lagi.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2020 lalu, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji telah mengingatkan setiap pemilik bangunan di wilayah Jakarta Selatan untuk memenuhi kewajibannya membuat sumur resapan di lingkungannya.
"Ada kewajiban pemilik bangunan membangun sumur resapan, kita harus mengingatkan akan kewajiban mereka. Jangan di 'php' (pemberi harapan palsu), setelah izin keluar tidak memenuhi kewajiban mereka," kata Insawa.
Isnawa meminta para camat dan lurah untuk membuat ringkasan bangunan-bangunan yang menjadi langganan banjir di wilayahnya.
Selanjutnya dilakukan pemetaan apakah pemilik bangunan di lokasi tersebut sudah membuat sumur resapan atau belum. Karena disinyalir, genangan yang terjadi karena bangunan tersebut tidak membuat sumur resapan.
Isnawa juga mengatakan pihaknya menyiapkan tim yang akan membantu masyarakat dan pemilik bangunan untuk membuat sumur resapan. "Tim bisa memberikan bantuan data, spesifikasi vertikal drainase, tapi ada tukang yang berkompeten. Jangan sampai sumur sudah dibuat tapi tidak berguna," kata Isnawa.
Asisten Ekonomi Pembangunan Mukhlisin menambahkan, saat ini di wilayah Jakarta Selatan baru tersedia 500 an sumur resapan. Jumlah tersebut masih jauh dari angka yang di targetkan sebanyak ratusan ribu sumur resapan untuk wilayah Jakarta Selatan.