TEMPO.CO, JAKARTA- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Dinas Pendidikan kini tengah menggodok konsep proyek percobaan sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19. Menurut Riza, proyek percobaan itu nantinya akan diaplikasikan di sejumlah sekolah yang dipilih oleh pemerintah provinsi.
Riza Patria belum menjelaskan secara detail bagaimana teknis percobaan itu. Menurut Riza, proyek percobaan yang tengah digodok Dinas Pendidikan itu merupakan bagian dari kajian untuk menentukan apakah dimungkinkan sebelum nanti sekolah tatap muka diberlakukan.
“Nanti kita lihat. Mungkin 50 sekolah, bisa mungkin 100 sekolah. Kita lihat lah. Konfigurasinya untuk mewakili wilayah dari SD-SMA tersebar di seluruh Jakarta,” ucap dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Jumat malam, 19 Maret 2021. “Sedang dipilih sekolah mana yang mungkin dijadikan sebagai tempat-tempat dimungkinkan tatap muka dalam rangka percontohan.”
Meski begitu, Riza memastikan sampai saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih belum menentukan apakah akan membuka sekolah tatap muka pada Juli nanti, sesuai arahan pemerintah pusat. Riza menyebut kini pemprov tengah berdiskusi dengan segala pihak, baik dengan pemerintah pusat, pakar, maupun orang tua siswa. “Semua masih kami kaji berdasarkan fakta dan data,” tutur Riza.
Baca juga: DKI Bakal Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Wagub: Mana yang Dimungkinkan
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai sekolah tatap muka belum siap dibuka di Jakarta. Alasannya, anak-anak masih rawan tertular Covid-19 di sekolah. Meski jumlah kasus di Jakarta menurun, tapi angka persentase hasil tes positif Covid-19 atau positivity rate-nya masih di atas 10 persen. "Jadi saya tidak menganjurkan sekolah dibuka di Jakarta," kata dia saat dihubungi, Selasa, 16 Maret 2021.
Tri menyebut, angka kasus harian Covid-19 di Indonesia, khususnya Ibu Kota, memang cenderung menurun. Akan tetapi, penurunan ini juga disertai dengan anjloknya testing. Menurut dia, dari pengetesan 70 ribu spesimen di Indonesia, kini turun hanya 40 ribu per hari. Dia memprediksi guru akan kesulitan mengawasi anak-anak ketika jam istirahat.
Naluri anak-anak selalu berkumpul dengan teman sebayanya untuk bermain. "Anak-anak itu banyak yang OTG (orang tanpa gejala). Jadi bisa saja menjadi sarana penularan, karena anak-anak tidak tahu protokol kesehatan, apalagi anak SD," ujarnya.
Jakarta bisa membuka sekolah tatap muka jika 50 persen penduduknya sudah menerima vaksin Covid-19. Begitu juga seluruh guru dan murid harus sudah divaksin. Namun, dia mengingatkan, cuma murid SMA yang layak mendapatkan vaksin Covid-19. Vaksin Sinovac asal Cina yang dipakai pemerintah Indonesia hanya diperbolehkan untuk warga berusia 18-59 tahun dan lanjut usia atau lansia.
ADAM PRIREZA | LANI DIANA