Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat tingkat keterisian tempat tidur isolasi di seluruh rumah sakit di wilayah itu terus menurun, meskipun masih di atas standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO. "Sekarang 71,06 persen dari 1972 tempat tidur di seluruh rumah sakit baik swasta maupun pemerintah," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Selasa, 13 Juli 2021.
Berdasarkan hasil evaluasi oleh Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi, selama dua pekan terakhir tren keterisian tempat tidur isolasi (Bed of Occupancy Rate, BOR) di seluruh rumah sakit terus menurun. Meskipun kasus aktifnya masih tinggi.
Akhir dua pekan lalu, BOR mencapai 88,99 persen, sepekan kemudian turun menjadi 85 persen. Catatan terakhir Dinas Kesehatan yang disajikan kepada publik pada 10 Juli 2021, sebesar 71,06 persen. Adapun standar dari WHO maksimal 60 persen.
"Mei kemarin itu BOR kami tinggal 19 persen," kata Rahmat. Setelah Lebaran, terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Hasil analisa pemerintah, kebutuhan tempat tidur perawatan di rumah sakit tinggi karena varian baru Covid 19. Varian ini, kata dia, menyerang pernafasan, sehingga pasien harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Seluruh rumah sakit membutuhkan oksigen, jadi kebutuhannya besar," kata Rahmat Effendi.
Untuk menjaga BOR isolasi, Pemerintah Kota memaksimalkan peran Satgas Covid 19 di posko PPKM tingkat RW. Petugas melakukan identifikasi pasien yang dianggap butuh perawatan di rumah sakit atau cukup dengan isolasi mandiri di rumah.
Melansir situs corona.bekasikota.go.id, kasus aktif di Kota Bekasi hari ini tercatat 7.205, terjadi penambahan kasus sebanyak 1.647, sementara pasien meninggal bertambah 29 orang.
Baca: Kasus Pasien Meninggal saat Isoman, Lapor Covid-19: Tertinggi di Kota Bekasi