Berdasarkan pengamatan Tempo, air limbah pabrik Mayora mengalir melalui saluran irigasi yang melintasi sejumlah kampung hingga bermuara ke Sungai Cidurian. Limbah cair berwarna coklat dan berbusa dibuang melalui gorong-gorong belakang bangunan pabrik yang dibangun di atas lahan seluas puluhan hektar itu. Bau menyengat menusuk hidung tercium ketika berada dekat saluran air berwarna coklat pekat itu.
Manajer Area PT Mayora Indah Jayanti, Mukhlis mengatakan belum pernah mendapat laporan tentang keluhan warga soal bau ataupun perubahan warna pada air sumur warga. "Nanti kami cek," ujarnya saat dihubungi, Rabu 29 September 2021.
Mukhlis memastikan limbah cair pabrik yang dibuang ke saluran pembuangan sudah melalui proses pengolahan limbah. "Kami pastikan limbah kami adalah limbah organik karena berasal dari bahan makanan dan tidak mengandung racun," ucapnya. Dia membantah jika limbah berbau menyengat. "Bau mungkin bukan dari limbah kami."
Soal dana kompensasi untuk warga terdampak limbah PT Mayora, Mukhlis tidak tahu. "Bisa ada, bisa juga tidak ada," katanya.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga: DLH Kabupaten Tangerang Periksa Air Sumur Warga di Sekitar Pabrik Mayora