TEMPO.CO, Bogor- Pemerintah Kota Bogor mendorong penggunaan bilik disinfektan sebagai protokol kesehatan bagi siswa di 200 sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat yang menggelar pembelajaran tatap muka terbatas tahap I.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menyampaikannya saat meninjau pelaksanaan uji coba perdana sekolah tatap muka di SMPN 1 dan SMAN 1 Kota Bogor, Senin, 4 Oktober 2021.
Dedie menekankan pentingnya antisipasi meluasnya kembali penyebaran COVID-19. Ia menyampaikan sebetulnya sekolah telah dipersiapkan dengan lengkap secara teknis sesuai daftar periksa Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri tentang Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19.
Orang tua dan siswa pun diyakini pula mayoritas telah melaksanakan vaksinasi COVID-19, sehingga kondisi di rumah aman. Hanya saja, alur siswa ke sekolah dengan angkot dan angkutan umum lainnya itulah yang perlu diantisipasi.
Dalam peninjauan itu, Dedie Rachim mengunjungi satu per satu ruang kelas di gedung SMPN 1 dan SMAN Kota Bogor, sekaligus berbincang dengan guru dan memperhatikan alur masuk siswa ke gedung sekolah.
Siswa yang kebetulan sedang mendapatkan jadwal ujian berbasis komputer di sekolah berkapasitas 50 persen dinilai Dedie telah menjalankan aturan protokol kesehatan dengan memakai masker, begitu pun jaga jarak antar meja dan bangku siswa yang dihalangi kaca penyekat.
Menurut Dedie, fasilitas disinfektan itu penambahan dari protokol kesehatan lainnya yang telah disiapkan oleh masing-masing sekolah, seperti pengecekan suhu, cuci tangan sebelum masuk gedung sekolah dan penyemprotan disinfektan oleh petugas yang berkeliling ke ruang kelas.
Alasan penambahan fasilitas itu karena masih ada siswa SMPN 1 Kota Bogor yang datang ke sekolah menggunakan angkutan umum sehingga dikhawatirkan bisa membuka peluang mudahnya penyebaran COVID-19 kembali.
Bogor telah tercatat dalam PPKM Level 3 menuju Level 2 dengan capaian vaksinasi 83 persen dan penurunan signifikan jumlah kasus positif COVID-19.
Selama lebih kurang satu setengah tahun ini, kata Dedie, ada sekitar 40 ribu warga positif terpapar COVID-19 yang kini hanya tersisa 55 orang. "Risiko pembukaan pembelajaran tatap muka ini harus ditekan semaksimal mungkin, supaya tidak terjadi lagi paparan-paparan baru," kata Dedie.
#cucitangan #jagajarak #pakaimasker
Baca: PTM Terbatas Kembali Digelar, SMA Negeri 23 Jakarta Terapkan Blended Learning